PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGAN

Main Author: KHOIRU ROZIKIN
Format: Lainnya
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20380
ctrlnum 123456789-20380
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGAN</title><creator>KHOIRU ROZIKIN</creator><subject>INTRUSI AIR LAUT</subject><description>Pantai di Kabupaten Jember pada umumnya merupakan pantai yang sempit&#xD; dengan bentuk garis pantai berteluk dan morfologi yang relatif landai. Litologi&#xD; penyusun pantai terdiri atas pasir halus hingga kasar, mengandung besi dan feldspar.&#xD; Pantai di Kabupaten Jember juga memiliki karakteristik yang berbeda salah satunya&#xD; pantai Payangan. Pantai Payangan memanfaatkan lahan pantai sebagai pelabuhan dan&#xD; pemukiman dataran rendah yang rawan terjadi intrusi air laut.&#xD; Intrusi air laut merupakan masuk atau menyusupnya air laut ke dalam poripori&#xD; batuan dan mencemari air tanah yang terkandung di dalamnya, sehingga&#xD; mengakibatkan kerusakan tata air tanah. Kerusakan yang terjadi meliputi kualitas air&#xD; tanah itu sendiri dimana air tanah bisa terasa payau bahkan asin.&#xD; Air tanah sampai saat ini merupakan pilihan terbaik dalam usaha untuk&#xD; mencukupi kebutuhan air sehari hari. Pilihan tersebut didasari alasan bahwa jauhnya&#xD; aliran sungai dan tidak adanya danau di daerah kawasan Pantai Payangan, sehingga&#xD; penggunan air tanah menjadi solusi terakhir untuk mencukupi semua kebutuhan,&#xD; namun air tanah di daerah Pantai Payangan memiliki warna air kekuning-kuningan.&#xD; Warna kekuning &#x2013; kuningan tersebut mengindikasikan telah terjadi intrusi air laut di&#xD; daerah tersebut. Jika pencemaran air tanah ini benar benar terjadi maka hal ini bisa&#xD; menjadi penghambat dan berdampak buruk pada kesehatan penduduk di daerah&#xD; Pantai Payangan. Maka perlu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.&#xD; Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pada titik titik satu tempat dekat&#xD; garis pantai untuk mendeteksi sejauh mana rembesan air laut ke daratan dengan&#xD; metode geolistrik konfigurasi Wenner Schlumberger di Pantai Payangan, sehingga&#xD; diharapkan dengan metode ini akan dapat mendeteksi sejauh mana rembesan air laut&#xD; di daerah Pantai Payangan tersebut.&#xD; Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan tujuan mengamati dan&#xD; menginterpretasikan kondisi dinamika stuktur bawah permukaan terkait air laut yang&#xD; berpengaruh terhadap terjadinya intrusi air laut dengan menggunakan metode&#xD; geolistrik resistivitas 2D. Pengambilan data dilakukan di daerah 30 meter dari garis&#xD; pantai dengan arah lintasan sejajar permukaan air laut, dan garis lintasan memotong&#xD; arah air laut ke daratan daerah rawan intrusi air laut di Pantai Payangan. Pengukuran&#xD; menggunakan 4 lintasan dengan susunan sebagai berikut; lintasan 1 dengan panjang&#xD; berjarak 30 m, sedangkan lintasan 2 berjarak 40 m dari garis pantai. Pada lintasan 3&#xD; dan lintasan 4, masing masing berjarak 60 m dan 100 meter dari garis pantai.&#xD; Keempat lintasan tersebut dibuat dengan panjang 100 meter dengan jarak antar&#xD; elektroda pada pengukuran awal sebesar 2 meter.&#xD; Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di daerah Pantai Payangan&#xD; dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner Schlumberger&#xD; didapatkan kondisi struktur bawah permukaan berdasarkna nilai resistivitas batuan&#xD; yang tersebar di keempat lintasan. Hasil pengolahan data dari sofware Res2dinv di&#xD; keempat lintasan, diperoleh gambaran intrusi air laut dibawah permukaan. Daerah&#xD; yang diduga terintrusi air laut adalah sebagai berikut; lintasan 1 pada meter ke 4 - 92&#xD; dan kedalaman 0.500 &#x2013; 8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai&#xD; resistivitas 1.19 &#x2013; 45.2 &#x3A9;m. Lintasan 2 terletak pada meter ke 7 - 93 dan kedalaman&#xD; 1.55 sampai &#x2265;8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai&#xD; resistivitas 0.899 &#x2013; 46.1 &#x3A9;m. Lintasan 3 terletak pada meter ke 4 - 94 dengan&#xD; kedalaman 0.500 sampai sampai &#x2265;8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau&#xD; dengan nilai resistivitas 0.353 &#x2013; 22.1 &#x3A9;m. Dan pada lintasan 4 terletak pada meter 6 -&#xD; 90 dengan kedalaman 2.70 sampai &#x2265;8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau&#xD; dengan nilai resistivitas 0.861 &#x2013; 29.1 &#x3A9;m. Sesuai dengan data yang didapat pada&#xD; daerah Pantai Payangan diduga masih terjadi intrusi air laut sejauh 100 meter dari&#xD; garis pantai.</description><date>2014-01-22T01:25:42Z</date><date>2014-01-22T01:25:42Z</date><date>2014-01-22</date><type>Other:Other</type><identifier>http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20380</identifier><language>other</language><relation>071810201090;</relation><recordID>123456789-20380</recordID></dc>
format Other:Other
Other
author KHOIRU ROZIKIN
title PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGAN
publishDate 2014
topic INTRUSI AIR LAUT
url http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20380
contents Pantai di Kabupaten Jember pada umumnya merupakan pantai yang sempit dengan bentuk garis pantai berteluk dan morfologi yang relatif landai. Litologi penyusun pantai terdiri atas pasir halus hingga kasar, mengandung besi dan feldspar. Pantai di Kabupaten Jember juga memiliki karakteristik yang berbeda salah satunya pantai Payangan. Pantai Payangan memanfaatkan lahan pantai sebagai pelabuhan dan pemukiman dataran rendah yang rawan terjadi intrusi air laut. Intrusi air laut merupakan masuk atau menyusupnya air laut ke dalam poripori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung di dalamnya, sehingga mengakibatkan kerusakan tata air tanah. Kerusakan yang terjadi meliputi kualitas air tanah itu sendiri dimana air tanah bisa terasa payau bahkan asin. Air tanah sampai saat ini merupakan pilihan terbaik dalam usaha untuk mencukupi kebutuhan air sehari hari. Pilihan tersebut didasari alasan bahwa jauhnya aliran sungai dan tidak adanya danau di daerah kawasan Pantai Payangan, sehingga penggunan air tanah menjadi solusi terakhir untuk mencukupi semua kebutuhan, namun air tanah di daerah Pantai Payangan memiliki warna air kekuning-kuningan. Warna kekuning – kuningan tersebut mengindikasikan telah terjadi intrusi air laut di daerah tersebut. Jika pencemaran air tanah ini benar benar terjadi maka hal ini bisa menjadi penghambat dan berdampak buruk pada kesehatan penduduk di daerah Pantai Payangan. Maka perlu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian pada titik titik satu tempat dekat garis pantai untuk mendeteksi sejauh mana rembesan air laut ke daratan dengan metode geolistrik konfigurasi Wenner Schlumberger di Pantai Payangan, sehingga diharapkan dengan metode ini akan dapat mendeteksi sejauh mana rembesan air laut di daerah Pantai Payangan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan tujuan mengamati dan menginterpretasikan kondisi dinamika stuktur bawah permukaan terkait air laut yang berpengaruh terhadap terjadinya intrusi air laut dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas 2D. Pengambilan data dilakukan di daerah 30 meter dari garis pantai dengan arah lintasan sejajar permukaan air laut, dan garis lintasan memotong arah air laut ke daratan daerah rawan intrusi air laut di Pantai Payangan. Pengukuran menggunakan 4 lintasan dengan susunan sebagai berikut; lintasan 1 dengan panjang berjarak 30 m, sedangkan lintasan 2 berjarak 40 m dari garis pantai. Pada lintasan 3 dan lintasan 4, masing masing berjarak 60 m dan 100 meter dari garis pantai. Keempat lintasan tersebut dibuat dengan panjang 100 meter dengan jarak antar elektroda pada pengukuran awal sebesar 2 meter. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di daerah Pantai Payangan dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner Schlumberger didapatkan kondisi struktur bawah permukaan berdasarkna nilai resistivitas batuan yang tersebar di keempat lintasan. Hasil pengolahan data dari sofware Res2dinv di keempat lintasan, diperoleh gambaran intrusi air laut dibawah permukaan. Daerah yang diduga terintrusi air laut adalah sebagai berikut; lintasan 1 pada meter ke 4 - 92 dan kedalaman 0.500 – 8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 1.19 – 45.2 Ωm. Lintasan 2 terletak pada meter ke 7 - 93 dan kedalaman 1.55 sampai ≥8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 0.899 – 46.1 Ωm. Lintasan 3 terletak pada meter ke 4 - 94 dengan kedalaman 0.500 sampai sampai ≥8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 0.353 – 22.1 Ωm. Dan pada lintasan 4 terletak pada meter 6 - 90 dengan kedalaman 2.70 sampai ≥8.60 meter yang dicitrakan warna biru dan hijau dengan nilai resistivitas 0.861 – 29.1 Ωm. Sesuai dengan data yang didapat pada daerah Pantai Payangan diduga masih terjadi intrusi air laut sejauh 100 meter dari garis pantai.
id IOS3316.123456789-20380
institution Universitas Jember
institution_id 63
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Jember
library_id 516
collection Tesis S1 Universitas Jember
repository_id 3316
subject_area Arsitektur
Astronomi
Biografi
city JEMBER
province JAWA TIMUR
repoId IOS3316
first_indexed 2017-01-20T15:11:35Z
last_indexed 2017-01-20T15:11:35Z
recordtype dc
_version_ 1675301688919982080
score 17.608969