IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) DALAM PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSD dr. SOEBANDI JEMBER PERIODE 2010 - 2011
Main Author: | Niken Lilies Handayani |
---|---|
Format: | Lainnya |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2837 |
Daftar Isi:
- Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus. Prevalensi penyakit ini semakin menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah pasien DBD menyebabkan peningkatan upaya penyembuhan dan meningkatnya jumlah obat baru yang digunakan untuk penyembuhan penyakit tersebut. Banyaknya obat yang beredar justru sering menimbulkan kebingungan antara para praktisi medis. Hal tersebut menambah rumitnya pengobatan dan berdampak pada terjadinya kasus Drug Related Problems (DRPs). Pada kasus ini pasien anak lebih membutuhkan pemantauan ketat. Maka dari itu perlu adanya sebuah penelitian mengenai DRPs yang terjadi pada pasien anak. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan rancangan deskriptif yang bersifat retrospektif. Data penelitian ini di dapat dari rekam medik rawat inap pasien anak dengan DBD di RSD dr. Soebandi Jember. Analisis data pada penelian ini dilakukan dengan melihat kesesuaian kondisi vital pasien, hasil laboratorium serta terapi yang diberikan. Penelitian ini mengidentifikasi tujuh kategori DRPs yaitu obat salah, dosis kurang, dosis lebih, indikasi tanpa terapi, terapi tanpa indikasi, interaksi obat, adverse drug reaction. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah yang signifikan dari jenis kelamin pasien. Sementara pada profil usia pasien dengan usia 5 – 14 tahun cenderung lebih banyak mengalami DBD. Pada lama perawatan pasien DBD mayoritas dirawat selama kurang dari enam hari. Pada tingkat DBD, DBD dengan tingkat tidak tergolongkan paling banyak ditemukan dan DBD ix tingkat IV paling sedikit ditemukan. Pada kasus DBD ini, persentase pasien yang mengalami DRPs cukup besar dibanding pasien yang tidak mengalami DRPs. Dengan kategori DRPs yang paling banyak terjadi sampai yang sedikit terjadi berturut-turut adalah obat salah, dosis kurang, terapi tanpa indikasi, dosis lebih, indikasi tanpa terapi, interaksi obat dan yang terakhir adalah adverse drug reaction