ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL, NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS SALAK DI KABUPATEN JEMBER
Main Author: | Viana Indarwati |
---|---|
Format: | Lainnya |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/60005 |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian : (1) mengetahui kelayakan usahatani salaksecara finansial; (2) mengetahui sensitivitas usahatani salak apabila terjadi perubahan yaitu penurunan produksi dan penurunan harga jual; (3) mengetahui nilai tambah pengolahan salak menjadi dodol salak; dan (4) mengetahui strategi yang tepat untuk pengembangan komoditas salak. Penelitian dilakukan di Desa Bagorejo Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember secara sengaja (purposive method). Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Samplingdan key person. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah: (1) analisis kelayakan finansial dengan kriteria NPV, Net B/C, Gross B/C, IRR, PR dan Payback Period, (2) analisis sensitivitas dengan penurunan produksi salak sebesar (10%) dan penurunan harga jual salak sebesar (5%), (3) analisis nilai tambah, dan (4) Analisis Medan Kekuatan atau Force Field Analysis (FFA). Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Usahatani salak secara finansial layak diusahakan dengan nilai NPV sebesar Rp 3.136.340,42, Net B/C sebesar 1,64, Gross B/C sebesar 1,30, IRR sebesar (19,76%), PR sebesar 1,72dan Payback period(jangka waktu pengembalian) modal 5,1tahun atau 5 tahun 1 bulan 6 hari pada tingkat suku bunga (12,3%); (2) Usahatani salak tidak peka (tidak sensitif) terhadap perubahan yaitu penurunan produksi salak sebesar (10%) dan penurunan harga (5%) sehingga masih tetap layak untuk diusahakan; (3) Pengolahan salak menjadi dodol salak dapat memberikan nilai tambah sebesar Rp 8.169,62 per kilogram bahan baku; (4) Faktor pendorong tertinggi adalah (D1) kesesuaian agroklimat dengan nilai TNB sebesar 1,61 dan faktor penghambat tertinggi adalah (H7) motivasi untuk pengolahan salak kurang dengan nilai TNB sebesar 1,91. Strategi pengembangan yang sebaiknya dirumuskan adalah (1) menghimpun petani untuk melakukan perawatan tanaman salak lebih intensif, (2) penyuluhan yang berkesinambungan dan pendampingan kepada pengolah salak, dan (3) dilakukannya diversifikasi olahan salak.