KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA PERANTAU SUKU BATAK TOBA UNTIRTA DALAM MENERAPKAN PERILAKU MARTAROMBO

Main Authors: Girsang, Lestari Eflina, Kania, Rd. Nia, Jaiz, Muhammad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://eprints.untirta.ac.id/1082/1/KOMUNIKASI%20INTERPERSONAL%20MAHASISWA%20PERANTAU%20SUKU%20BATAK%20TOBA%20UNTIRTA%20DALAM%20MENERAPKAN%20PERILAKU%20MAR%20-%20Copy.pdf
http://eprints.untirta.ac.id/1082/
http://kom.fisip-untirta.ac.id
Daftar Isi:
  • Lestari E Girsang. NIM. 6662131897. Skripsi. Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Perantau Suku Batak Toba UNTIRTA dalam Menerapkan Perilaku Martarombo. Pembimbing I: Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.I.P., M.Si. dan Pembimbing II: Muhammad Jaiz, S.Sos., M.Pd. Perilaku martarombo merupakan komunikasi yang dilakukan seseorang ketika pertama kali bertemu dengan orang lain, yang memiliki tujuan untuk mendapatkan kedudukan dalam adat dan kekeluargaan. Perilaku martarombo adalah salah satu cara untuk mencari informasi yakni untuk membuat kesepakatan yang berhubungan dengan kekeluargan pada awal perjumpaan. Komunikasi dalam martarombo ini mencakup komunikasi interpersonal dimana kualitas dari komunikasi tersebut bergantung pada kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Anak muda perantau di masa sekarang ini sangat dekat dengan perkembangan teknologi dan tentu perilaku martarombo menjadi penting untuk diteliti bagaimana komunikasi interpersonal mahasiswa perantau suku batak toba UNTIRTA dalam menerapkan tradisi martarombo. Pada dasarnya banyak mahasiswa kesulitan dalam memulai komunikasi. Namun tradisi martarombo ini dapat menjadi cara dalam memulai komunikasi. Ada lima tahap yang dapat dilakukan dalam memulai pembicaraan pertama kali yang merupakan model komunikasi interpersonal hubungan lima tahap DeVito yakni: kontak, melihat bentuk wajah orang Batak yang kelihatan tegas, bersiku dan mendengar suara dengan tone berat. Kedua, Keterlibatan, dimana memulai komunikasi dengan verbal “Horas! Ito” sambil berjabatan tangan. Kemudian ketiga keakraban, dengan interaksi dimana pada tahap ini berbicara mengenai marga, boru, bebere, tempat asal, dan hal-hal yang dibutuhkan hingga sampai pada kesepakatan untuk melanjutkan pembicaran atau menyudahinya. Keempat, perusakan yakni adanya hambatan dalam menerapkan perilaku martarombo, dan kelima, yakni pemutusan dalam hal ini mahasiswa perantau suku batak membuat kesepakatan kekeluargaan. Hubungan kekerabatan ini menjadi alasan bagi orang Batak untuk bertutur sapa, bersikap ramah, dan hal ini bisa mendatangkan keuntungan. Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Martarombo, Model Komunikasi Lima Tahap