Poligami pada suku Bangsa Karo, studi antropologis tentang perubahan perkawinan pologami ke perkawinan monogami di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo
Main Author: | Sitorus, Meri |
---|---|
Other Authors: | Makmur, Mariana |
Format: | Student Papers |
Bahasa: | ind |
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/30589 |
ctrlnum |
123456789-30589 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Poligami pada suku Bangsa Karo, studi antropologis tentang perubahan perkawinan pologami ke perkawinan monogami di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo</title><creator>Sitorus, Meri</creator><subject>Poligami</subject><subject>Suku Karo</subject><subject>Monogami</subject><subject>Perkawinan</subject><description>Penelitian ini mengkaji tentang pergeseran bentuk perkawinan poligami ke bentuk perkawinan monogami di Desa Sukanalu. Sekitar tahun 1950-an tingkat perkawinan poligami di desa ini cukup tinggi yaitu sekitar 75% dari jumlah laki-laki yang telah berumah tangga. Karena tingginya tingkat poligami itulah maka munculah istilah bagi perempuan Sukanalu yaitu Lembut Sukanalu, tingginya tingkat poligami di desa ini karena tidak adanya larangan dari adat yang menjadi pedoman dalam kehidupan mereka, baik dalam perkawinan maupun aspek yang lain. Faktor lain yang dianggap cukup besar pengaruhnya adalah nilai perkawinan poligami yang dijunjung tinggi oleh masyarakat khususnya kaum lelaki. Bila seorang laki-laki memiliki isteri lebih dari satu dianggap lebih unggul, lebih berwibawa serta lebih terhormat di mata masyarakat dan menjadi suatu kebanggaan, untuk itu setiap laki-laki akan berusaha untuk mencapainya.
Penelitian yang dilakukan di Desa Sukanalu ini bertujuan untuk mencari dan mendeskripsikan sebab-sebab terjadinya kecenderungan berpoligami yang pada saat ini telah mengalami pergeseran ke bentuk perkawiann monogami. Hal yang dikaji yaitu latar belakang tingginya jumlah perkawinan poligami dan faktor-faktor yang memicu terjadinya pergeseran tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif yang bersifat deskriptif, metode wawancara dan life history method.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pada masyarakat Karo perkawinan dilangsungkan secara bertahap, sesuai dengan ketentuan hukum adat dan berdasarkan sistem kekerabatan patrilineal. Perkawinan pada masyarakat Karo menganut sisitem kekerabatan, dimana isteri masuk ke dalam klen kekuasaan suami. Pada perkawinan yang pertama biasanya diadakan dengan pesta yang cukup meriah dan dengan pemberian tukur yang telah ditentukan sebelumnya, namun pada perkawinan kedua dan seterusnya cukup diadakan dengan makan bersama di dalam rumah saja dan dengan jumlah tukur yang diberikan seadanya. Alasan yang memicu tingginya tingkat perkawinan poligami yaitu karena faktor ekonomi, perjudian, longgarnya hubungan suami dan isteri, prestise sosial dan penghindaran status janda.
Kesimpulan penelitian ini yaitu seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan zaman maka terjadi pula perubahan kecenderungan perkawinan, dari perkawinan poligami ke perkawinan monogami. Kecenderungan masyarakat untuk tidak berpoligami adalah karena timbulnya masalah yang sukar di pecahkan dalam rumah tangga. Masalah ekonomi rumah tangga merupakan satu masalah yang cukup pelik yang menjadikan kebanyakan pihak suami tidak sanggup dalam memenuhi tuntutan ini apalagi bila ia memepunayi isteri atau keluarga yang lebih dari satu dengan jumlah anak yang banyak pula. Untuk itu berdasarkan pengalaman-pengalaman hidup, telah timbul kesadaran di hati kaum laki-laki akan pentingnya arti satu keluarga yang utuh, maka perkawinan monogami menjadi pilihannya.</description><description>020905003</description><contributor>Makmur, Mariana</contributor><date>2011-12-07T04:59:05Z</date><date>2011-12-07T04:59:05Z</date><date>2011-12-07</date><type>Other:Student Papers</type><identifier>Muswita Widya Rahma</identifier><identifier>http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/30589</identifier><language>ind</language><recordID>123456789-30589</recordID></dc>
|
language |
ind |
format |
Other:Student Papers Other |
author |
Sitorus, Meri |
author2 |
Makmur, Mariana |
title |
Poligami pada suku Bangsa Karo, studi antropologis tentang perubahan perkawinan pologami ke perkawinan monogami di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo |
topic |
Poligami Suku Karo Monogami Perkawinan |
url |
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/30589 |
contents |
Penelitian ini mengkaji tentang pergeseran bentuk perkawinan poligami ke bentuk perkawinan monogami di Desa Sukanalu. Sekitar tahun 1950-an tingkat perkawinan poligami di desa ini cukup tinggi yaitu sekitar 75% dari jumlah laki-laki yang telah berumah tangga. Karena tingginya tingkat poligami itulah maka munculah istilah bagi perempuan Sukanalu yaitu Lembut Sukanalu, tingginya tingkat poligami di desa ini karena tidak adanya larangan dari adat yang menjadi pedoman dalam kehidupan mereka, baik dalam perkawinan maupun aspek yang lain. Faktor lain yang dianggap cukup besar pengaruhnya adalah nilai perkawinan poligami yang dijunjung tinggi oleh masyarakat khususnya kaum lelaki. Bila seorang laki-laki memiliki isteri lebih dari satu dianggap lebih unggul, lebih berwibawa serta lebih terhormat di mata masyarakat dan menjadi suatu kebanggaan, untuk itu setiap laki-laki akan berusaha untuk mencapainya.
Penelitian yang dilakukan di Desa Sukanalu ini bertujuan untuk mencari dan mendeskripsikan sebab-sebab terjadinya kecenderungan berpoligami yang pada saat ini telah mengalami pergeseran ke bentuk perkawiann monogami. Hal yang dikaji yaitu latar belakang tingginya jumlah perkawinan poligami dan faktor-faktor yang memicu terjadinya pergeseran tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif yang bersifat deskriptif, metode wawancara dan life history method.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pada masyarakat Karo perkawinan dilangsungkan secara bertahap, sesuai dengan ketentuan hukum adat dan berdasarkan sistem kekerabatan patrilineal. Perkawinan pada masyarakat Karo menganut sisitem kekerabatan, dimana isteri masuk ke dalam klen kekuasaan suami. Pada perkawinan yang pertama biasanya diadakan dengan pesta yang cukup meriah dan dengan pemberian tukur yang telah ditentukan sebelumnya, namun pada perkawinan kedua dan seterusnya cukup diadakan dengan makan bersama di dalam rumah saja dan dengan jumlah tukur yang diberikan seadanya. Alasan yang memicu tingginya tingkat perkawinan poligami yaitu karena faktor ekonomi, perjudian, longgarnya hubungan suami dan isteri, prestise sosial dan penghindaran status janda.
Kesimpulan penelitian ini yaitu seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan zaman maka terjadi pula perubahan kecenderungan perkawinan, dari perkawinan poligami ke perkawinan monogami. Kecenderungan masyarakat untuk tidak berpoligami adalah karena timbulnya masalah yang sukar di pecahkan dalam rumah tangga. Masalah ekonomi rumah tangga merupakan satu masalah yang cukup pelik yang menjadikan kebanyakan pihak suami tidak sanggup dalam memenuhi tuntutan ini apalagi bila ia memepunayi isteri atau keluarga yang lebih dari satu dengan jumlah anak yang banyak pula. Untuk itu berdasarkan pengalaman-pengalaman hidup, telah timbul kesadaran di hati kaum laki-laki akan pentingnya arti satu keluarga yang utuh, maka perkawinan monogami menjadi pilihannya. 020905003 |
id |
IOS3619.123456789-30589 |
institution |
Universitas Sumatera Utara |
institution_id |
31 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara |
library_id |
599 |
collection |
USU - Institutional Repository |
repository_id |
3619 |
city |
KOTA MEDAN |
province |
SUMATERA UTARA |
repoId |
IOS3619 |
first_indexed |
2016-11-06T09:25:46Z |
last_indexed |
2016-11-06T09:25:46Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1550244925148233728 |
score |
17.610468 |