Daftar Isi:
  • INDONESIA: Pegagan (Centella asiatica L. Urban) merupakan salah satu tanaman obat yang mengandung berbagai kandungan metabolit sekunder diantaranya adalah asiaticoside dan madecassoside. Kandungan metabolit sekunder dari tanaman pegagan berkhasiat untuk daya ingat, luka bakar, hipertensi, penyakit syaraf, asma, bronchitis dan urenitis. Kandungan metabolit sekunder dapat ditingkatkan dengan elistasi menggunakan elisitor ion logam Fe2+. Pemberian ion logam Fe2+ pada media subkultur akan menyebabkan adanya cekaman sehingga mengakibatkan produksi metabolit sekunder meningkat. Penelitian menggunakan metode RAL dengan satu faktor yaitu konsentrasi Fe2+. Penelitian diawali dengan induksi kalus selama 46 hari kemudian kalus disubkultur kedalam media perlakuan dengan konsentrasi Fe2+ (0,90,100,110 μM). Parameter yang diamati yaitu morfologi kalus (warna dan tekstur kalus), berat kalus dan kandungan metabolit sekunder asiaticoside dan medacassoside. Pengamatan morfologi kalus dilakukan secara visual setiap minggunya, sedangkan pada minggu keempat berat kalus ditimbang menggunakan timbangan, dan kandungan metabolit sekunder dianalisis menggunakan HPLC (High Performance Liquid Cromatography). Data kualitatif diuji menggunakan ANOVA one way, sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa pemberian Fe2+ berpengaruh terhadap warna dan kandungan metabolit sekunder asiaticoside dan madecacosside, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur dan berat kalus. Semakin tinggi konsentrasi Fe2+ yang ditambahkan pada media perlakuan menjadikan warna kalus lebih pekat yang menandakan kandungan metabolit sekundernya semakin tinggi. Berat kalus tertinggi didapatkan pada perlakuan Fe2+ konsentrasi 110 μM yaitu 0,283 g. Kandungan metabolit sekunder asaiticoside dan madecacosside tertinggi pada perlakuan dengan penambahan Fe2+ dengan konsentrasi 100μM yaitu 3,792 g/100g dan 4,423 g/100g. Konsentrasi Fe2+ yang optimal untuk perkembangan kalus dan kandungan metabolit sekunder asiaticoside dan madecacosside adalah pada konsentrasi 100 μM. ENGLISH: Pennywort (Centella asiatica L. Urban) is one of medicinal plants that contain a variety of secondary metabolites content including asiaticoside and madecasoside. Secondary metabolites content from pennywort plant has benefits for memory, burns, nerve disease, hypertension, asthma, bronchitis and urenitis. Secondary metabolites content can be improved by elisitasi using elicitor of metal ion of Fe2+. The administering of the metal ion Fe2+ on subculture medium will cause the existing of stress so production of secondary metabolites increased. This research used method of RAL with one factor, namely concentration of Fe2+. Research was begun by callus induction during 46 days, then callus was made subculture into medium treatment by concentration of Fe2+ (0, 90, 100, 110 μM). The observed parameters namely callus morphology(color and texture callus), callus weight and secondary metabolites content of asiaticoside and medacassoside. Morphological observation of callus was done visually weekly, while on fourth weeks callus weight was weighed using scales, and secondary metabolites content was analyzed by HPLC (High Performance Liquid Cromatography). The qualitative data was tested using ANOVA one way and analyzed by descriptive. Test results of ANOVA showed that administering Fe2+ give effect on color and secondary metabolites content of asiaticoside and madecacosside, but has no real effect on texture and weight of callus. Ever higher the concentration of Fe2+ that added treatment medium makes color callus more concentrated, that indicate secondary metabolites content is ever higher. The highest weight is obtained at the treatment of Fe2+ concentration 110 μM, is 0,283 g. The highest secondary metabolites content of asaiticoside and madecacosside is in treatment with the addition of Fe2+ concentration in 100μM is 3,792 g/100g and 4,423 g/100g. The optimum concentration of Fe2+ for development of secondary metabolites content of asiaticoside and madecacosside is on the concentration of 100 μM.