H. B. Jassin dan gema Gorontalo literasi, lokalitas, dan keindonesiaan di panggung dunia

Main Author: Amin, Basri
Other Authors: Gau, Sukardi
Format: Book PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: Badan Penelitian dan Pengembangan Bahasa , 2019
Subjects:
Online Access: http://repositori.kemdikbud.go.id/16615/1/Buku%20HBJassin-November%202019.pdf
http://repositori.kemdikbud.go.id/16615/
ctrlnum 16615
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repositori.kemdikbud.go.id/16615/</relation><title>H. B. Jassin dan gema Gorontalo : literasi, lokalitas, dan keindonesiaan di panggung dunia</title><creator>Amin, Basri</creator><subject>Literasi</subject><subject>Bahasa dan Kesusatraan</subject><subject>Kebudayaan</subject><description>Buku ini adalah sejenis &#x201C;laporan sementara&#x201D; yang mampu&#xD; saya persembahkan kepada sidang pembaca. Tak ada&#xD; rencana awal untuk menulis seorang tokoh besar yang&#xD; dimiliki oleh republik ini. Sebagaimana kata Gus Dur, H.B. Jassin&#xD; adalah &#x201C;raksasa&#x201D;. Di sebuah kesempatan, Jassin juga pernah&#xD; menggunakan perlambangan, tentang bagaimana mungkin bisa&#xD; memukul &#x201C;gajah dengan sebatang lidi&#x201D;. Dengan analogi yang sama,&#xD; manalah mungkin bisa menghasilkan sebuah buku yang memadai&#xD; tentang orang besar di bidang kesusastraan yang menguasai&#xD; dengan baik setidaknya empat bahasa ilmu pengetahuan di dunia.&#xD; Kita butuh banyak buku tentang H.B. Jassin.&#xD; Sejauh ini, tema kajian yang saya kembangkan sejak 2015&#xD; adalah tentang jejak-jejak literasi Gorontalo di awal abad ke-20.&#xD; Alhamdulillah, perjalanan untuk tema ini sudah berbuah buku&#xD; &#x201C;Menggerakkan Roda Zaman: Rujukan Sejarah Perempuan&#xD; Gorontalo&#x201D; (2017). Dalam proses yang serupa, ketertarikan saya&#xD; kepada sisi-sisi biografis dari perkembangan literasi Gorontalo&#xD; kemudian menemukan pintu masuk baru, yakni pembentukan kelas&#xD; menengah-awal Gorontalo. Mereka adalah kalangan terdidik paling&#xD; awal yang bersentuhan dengan tiga dunia sekaligus: lokalitaskampung halaman (daerah), aspirasi dan kesadaran nasional&#xD; (nasionalisme) dan koneksi bacaan dunia (globalitas). Diakui, hampir&#xD; seluruh data tentang tema ini bersifat fragmentaris, sebagaimana&#xD; terlacak pada sejumlah surat, tulisan di koran/majalah, foto-foto,&#xD; memoar, dan di artikel-artikel media tercetak.&#xD; Pengantar&#xD; 8&#xD; Sejak Juli 2018, dalam keadaan yang dikepung dengan &#x201C;data&#xD; literasi&#x201D;, sejumlah dugaan, praduga dan perasaan, yang&#xD; kesemuanya hadir silih berganti dengan pikiran-pikiran sendiri&#xD; yang hendak saya bangun, muncullah satu keyakinan bahwa masih&#xD; ada &#x201C;sesuatu&#x201D; yang masih tersisa yang ditinggalkan orang (pakar,&#xD; sastrawan, budayawan, peneliti, jurnalis, dst) tentang H.B. Jassin.&#xD; Keyakinan akan sesuatu itulah yang membuat tulisan ini (masih)&#xD; terus bergerak dan pelan-pelan sudah mencapai beberapa hal (?),&#xD; sebagaimana hendak disuguhkan melalui buku ini, di bulan Juli&#xD; menjelang kita memperingati 102 tahun H.B. Jassin (1917-2019).&#xD; Melalui ruang terbatas ini saya menyampaikan terima kasih yang&#xD; tak terhingga kepada beberapa pihak yang terlibat langsung&#xD; maupun tidak langsung dalam penulisan ini. Pertama-tama, terima&#xD; kasih kepada asisten peneliti saya, Rezki Daud dan Delfa Tanus,&#xD; yang dengan sabar dan lincah membantu mengatur timbunan&#xD; bahan dan dokumentasi yang saya butuhkan. Terima kasih tak&#xD; terhingga kepada Wati Razak-Unonongo, istriku yang selalu sabar&#xD; dan disiplin, dan atas semua kesediaannya mengatur ruang kerja&#xD; saya, menyediakan &#x201C;vitamin&#x201D; dan tak banyak memberi tugas&#xD; tambahan di rumah. Adila dan Naya yang selalu sibuk, minta&#xD; dilayani, dan suka berdebat dengan ayahnya, sambil ditemani&#xD; pisang goroho. Kalian semakin besar, tapi kalian tak wajib&#xD; menyukai, dan apalagi terbayangi, dengan semua karya-karya&#xD; (tulis) ayah. Dengan kepala tegak, teruslah maju, menjadilah diri&#xD; sendiri dan beranilah menegakkan kebenaran dan kebajikan bagi&#xD; semua orang.&#xD; Tanpa bantuan dan dukungan Kak Rita Jassin di PDS H.B. Jassin&#xD; di Taman Ismail Marzuki, saya tak akan mampu menemukan&#xD; &#x201C;mutiara terpendam&#x201D; tentang kegorontaloan H.B. Jassin dalam&#xD; kiprah hidup dan karya-karya beliau. Banyak terima kasih atas&#xD; kerjasama Kak Rita yang selalu saya repotkan dengan sejumlah&#xD; permintaan selama mengumpul data (2018-2019). Terima kasih&#xD; kepada staf PDS H.B. Jassin, Pak Agung dkk, serta Pak Diki, kepala &#xD; 9&#xD; PDS di Jakarta, atas segala bantuannya. Semua dokumen dan&#xD; arsip yang digunakan dalam buku ini bersumber dari PDS H.B.&#xD; Jassin yang diperkenankan untuk saya akses selama riset.&#xD; Kolega saya di Pusat Analisis Regional (PuSAR) dan Lembaga&#xD; Kajian Sekolah dan Masyarakat (LekSEMA), M. Sarlin, Helman&#xD; Manay, Tonny Mondong, Samsi Pomalingo, dan Meylan Saleh,&#xD; banyak terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. Kepada&#xD; kedua sahabatku, Mas Nadzif dan Im Husain, tak terkira terima&#xD; kasihku karena buku ini tampak elok dan asyik. Sejak Maret&#xD; 2019, saya beroleh dukungan, fasilitas, kebersamaan dan teman&#xD; berbagi dari kawan-kawan di Perpustakaan Universitas Negeri&#xD; Gorontalo (UNG), pak Haji Herman, Bayu, Hans, Rosita, Rahma,&#xD; Mas Bambang, Ria, Tuti, Alun, Ari, Vidin, Yayu, Mirna, dan semua&#xD; kolega. Terima kasih atas kerjasamanya sejauh ini.&#xD; Kepada Kepala Kantor Bahasa Gorontalo, Dr. Sukardi Gau,&#xD; banyak terima kasih atas dukungannya sehingga dapat&#xD; diterbitkan dan disebarluaskan kepada masyarakat, baik di&#xD; Gorontalo maupun kepada masyarakat &#x201C;bahasa Indonesia&#x201D; di&#xD; ratusan tempat di negeri ini. Catatan pengantar oleh Prof. Gufran&#xD; Ibrahim, sebagai senior yang kini beroleh amanah sebagai Kepala&#xD; Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan&#xD; Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kemendikbud, R.I telah&#xD; memberi sudut pandang tersendiri atas buku ini. Terima kasih,&#xD; Prof. Gufran! Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita berserah.&#xD; Selamat membaca!</description><publisher>Badan Penelitian dan Pengembangan Bahasa</publisher><contributor>Gau, Sukardi</contributor><date>2019-07</date><type>Book:Book</type><type>PeerReview:PeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>ind</language><rights>cc_by_nc_4</rights><identifier>http://repositori.kemdikbud.go.id/16615/1/Buku%20HBJassin-November%202019.pdf</identifier><identifier> Amin, Basri (2019) H. B. Jassin dan gema Gorontalo : literasi, lokalitas, dan keindonesiaan di panggung dunia. Badan Penelitian dan Pengembangan Bahasa, Gorontalo. ISBN 978-602-53283-4-3 </identifier><recordID>16615</recordID></dc>
language ind
format Book:Book
Book
PeerReview:PeerReviewed
PeerReview
author Amin, Basri
author2 Gau, Sukardi
title H. B. Jassin dan gema Gorontalo : literasi, lokalitas, dan keindonesiaan di panggung dunia
title_sub literasi, lokalitas, dan keindonesiaan di panggung dunia
publisher Badan Penelitian dan Pengembangan Bahasa
publishDate 2019
isbn 9786025328343
topic Literasi
Bahasa dan Kesusatraan
Kebudayaan
url http://repositori.kemdikbud.go.id/16615/1/Buku%20HBJassin-November%202019.pdf
http://repositori.kemdikbud.go.id/16615/
contents Buku ini adalah sejenis “laporan sementara” yang mampu saya persembahkan kepada sidang pembaca. Tak ada rencana awal untuk menulis seorang tokoh besar yang dimiliki oleh republik ini. Sebagaimana kata Gus Dur, H.B. Jassin adalah “raksasa”. Di sebuah kesempatan, Jassin juga pernah menggunakan perlambangan, tentang bagaimana mungkin bisa memukul “gajah dengan sebatang lidi”. Dengan analogi yang sama, manalah mungkin bisa menghasilkan sebuah buku yang memadai tentang orang besar di bidang kesusastraan yang menguasai dengan baik setidaknya empat bahasa ilmu pengetahuan di dunia. Kita butuh banyak buku tentang H.B. Jassin. Sejauh ini, tema kajian yang saya kembangkan sejak 2015 adalah tentang jejak-jejak literasi Gorontalo di awal abad ke-20. Alhamdulillah, perjalanan untuk tema ini sudah berbuah buku “Menggerakkan Roda Zaman: Rujukan Sejarah Perempuan Gorontalo” (2017). Dalam proses yang serupa, ketertarikan saya kepada sisi-sisi biografis dari perkembangan literasi Gorontalo kemudian menemukan pintu masuk baru, yakni pembentukan kelas menengah-awal Gorontalo. Mereka adalah kalangan terdidik paling awal yang bersentuhan dengan tiga dunia sekaligus: lokalitaskampung halaman (daerah), aspirasi dan kesadaran nasional (nasionalisme) dan koneksi bacaan dunia (globalitas). Diakui, hampir seluruh data tentang tema ini bersifat fragmentaris, sebagaimana terlacak pada sejumlah surat, tulisan di koran/majalah, foto-foto, memoar, dan di artikel-artikel media tercetak. Pengantar 8 Sejak Juli 2018, dalam keadaan yang dikepung dengan “data literasi”, sejumlah dugaan, praduga dan perasaan, yang kesemuanya hadir silih berganti dengan pikiran-pikiran sendiri yang hendak saya bangun, muncullah satu keyakinan bahwa masih ada “sesuatu” yang masih tersisa yang ditinggalkan orang (pakar, sastrawan, budayawan, peneliti, jurnalis, dst) tentang H.B. Jassin. Keyakinan akan sesuatu itulah yang membuat tulisan ini (masih) terus bergerak dan pelan-pelan sudah mencapai beberapa hal (?), sebagaimana hendak disuguhkan melalui buku ini, di bulan Juli menjelang kita memperingati 102 tahun H.B. Jassin (1917-2019). Melalui ruang terbatas ini saya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penulisan ini. Pertama-tama, terima kasih kepada asisten peneliti saya, Rezki Daud dan Delfa Tanus, yang dengan sabar dan lincah membantu mengatur timbunan bahan dan dokumentasi yang saya butuhkan. Terima kasih tak terhingga kepada Wati Razak-Unonongo, istriku yang selalu sabar dan disiplin, dan atas semua kesediaannya mengatur ruang kerja saya, menyediakan “vitamin” dan tak banyak memberi tugas tambahan di rumah. Adila dan Naya yang selalu sibuk, minta dilayani, dan suka berdebat dengan ayahnya, sambil ditemani pisang goroho. Kalian semakin besar, tapi kalian tak wajib menyukai, dan apalagi terbayangi, dengan semua karya-karya (tulis) ayah. Dengan kepala tegak, teruslah maju, menjadilah diri sendiri dan beranilah menegakkan kebenaran dan kebajikan bagi semua orang. Tanpa bantuan dan dukungan Kak Rita Jassin di PDS H.B. Jassin di Taman Ismail Marzuki, saya tak akan mampu menemukan “mutiara terpendam” tentang kegorontaloan H.B. Jassin dalam kiprah hidup dan karya-karya beliau. Banyak terima kasih atas kerjasama Kak Rita yang selalu saya repotkan dengan sejumlah permintaan selama mengumpul data (2018-2019). Terima kasih kepada staf PDS H.B. Jassin, Pak Agung dkk, serta Pak Diki, kepala 9 PDS di Jakarta, atas segala bantuannya. Semua dokumen dan arsip yang digunakan dalam buku ini bersumber dari PDS H.B. Jassin yang diperkenankan untuk saya akses selama riset. Kolega saya di Pusat Analisis Regional (PuSAR) dan Lembaga Kajian Sekolah dan Masyarakat (LekSEMA), M. Sarlin, Helman Manay, Tonny Mondong, Samsi Pomalingo, dan Meylan Saleh, banyak terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. Kepada kedua sahabatku, Mas Nadzif dan Im Husain, tak terkira terima kasihku karena buku ini tampak elok dan asyik. Sejak Maret 2019, saya beroleh dukungan, fasilitas, kebersamaan dan teman berbagi dari kawan-kawan di Perpustakaan Universitas Negeri Gorontalo (UNG), pak Haji Herman, Bayu, Hans, Rosita, Rahma, Mas Bambang, Ria, Tuti, Alun, Ari, Vidin, Yayu, Mirna, dan semua kolega. Terima kasih atas kerjasamanya sejauh ini. Kepada Kepala Kantor Bahasa Gorontalo, Dr. Sukardi Gau, banyak terima kasih atas dukungannya sehingga dapat diterbitkan dan disebarluaskan kepada masyarakat, baik di Gorontalo maupun kepada masyarakat “bahasa Indonesia” di ratusan tempat di negeri ini. Catatan pengantar oleh Prof. Gufran Ibrahim, sebagai senior yang kini beroleh amanah sebagai Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kemendikbud, R.I telah memberi sudut pandang tersendiri atas buku ini. Terima kasih, Prof. Gufran! Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita berserah. Selamat membaca!
id IOS3803.16615
institution Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
affiliation onesearch.perpusnas.go.id
institution_id 304
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Kemendikbud
library_id 195
collection Repositori Institusi Perpustakaan Kemendikbud
repository_id 3803
subject_area Elementary Education in Indonesia/Pendidikan Dasar di Indonesia
Secondary Education in Indonesia/Pendidikan Lanjutan di Indonesia
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS3803
first_indexed 2020-02-03T03:40:24Z
last_indexed 2020-02-03T03:40:24Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1686135542538829824
score 17.610363