ctrlnum slims-769
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Canting</title><creator>Arswendo Atmowiloto</creator><subject>Novel Indonesia</subject><publisher>Erlangga</publisher><date>2013</date><language>ind</language><type>Book:Book</type><identifier>http://perpustakaan.lkpp.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&amp;id=769</identifier><identifier>978-979-22-9623-5</identifier><description>Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-buruh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya, canting ditiup dengan napas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting, karena munculnya jenis printing cetak. Kalau proses pembatikan lewat canting memerlukan waktu berbulan-bulan, jenis batik cetak ini cukup beberapa kejap saja.Canting, simbol budaya yang kalah, tersisih, dan melelahkan. Adalah Ni sarjana farmasi, calon pengantin, putri Ngabean yang mencoba menekuni, walau harus berhadapan dengan Pak Bei, bangsawan berhidung mancung yang perkasa Bu Bei, bekas buruh batik yang menjadi ibunya serta kakak-kakaknya yang sukses.Canting, yang menjadi cap batik Ngabean, tak bisa bertahan lagi. "Menyadari budaya yang sakit adalah tidak dengan menjerit, tidak dengan mengibarkan bendera." Ni menjadi tidak Jawa, menjadi aeng aneh, untuk bisa bertahan. Ni yang lahir ketika Ki Ageng Suryamentaram meninggal dunia, adalah generasi kedua, setelah ayahnya, yang berani tidak Jawa.</description><geographic>Jakarta</geographic><identifier>http://perpustakaan.lkpp.go.id/perpustakaan/lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/00893.jpg.jpg</identifier><description>376hlm.;13,5x20cm</description><recordID>slims-769</recordID></dc>
language ind
format Book:Book
Book
author Arswendo Atmowiloto
title Canting
publisher Erlangga
publishDate 2013
isbn 9789792296235
topic Novel Indonesia
url http://perpustakaan.lkpp.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=769
http://perpustakaan.lkpp.go.id/perpustakaan/lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/00893.jpg.jpg
contents Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-buruh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya, canting ditiup dengan napas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting, karena munculnya jenis printing cetak. Kalau proses pembatikan lewat canting memerlukan waktu berbulan-bulan, jenis batik cetak ini cukup beberapa kejap saja.Canting, simbol budaya yang kalah, tersisih, dan melelahkan. Adalah Ni sarjana farmasi, calon pengantin, putri Ngabean yang mencoba menekuni, walau harus berhadapan dengan Pak Bei, bangsawan berhidung mancung yang perkasa Bu Bei, bekas buruh batik yang menjadi ibunya serta kakak-kakaknya yang sukses.Canting, yang menjadi cap batik Ngabean, tak bisa bertahan lagi. "Menyadari budaya yang sakit adalah tidak dengan menjerit, tidak dengan mengibarkan bendera." Ni menjadi tidak Jawa, menjadi aeng aneh, untuk bisa bertahan. Ni yang lahir ketika Ki Ageng Suryamentaram meninggal dunia, adalah generasi kedua, setelah ayahnya, yang berani tidak Jawa.
376hlm.;13,5x20cm
id IOS3850.slims-769
institution Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
institution_id 825
institution_type library:special
library
library Perpustakaan LKPP
library_id 803
collection Katalog Online Perpustakaan LKPP
repository_id 3850
subject_area Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Manajemen Pengadaan
Public Procurement
Supply Chain Management
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS3850
first_indexed 2018-02-09T10:15:20Z
last_indexed 2018-02-09T10:15:20Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1748918838914711552
score 17.204208