Peningkatan Keterampilan Mahasiswa untuk Memberikan Edukasi Mengenai Perawatan Metode Kanguru (PMK) Kontinu di Rumah

Main Authors: Roeslani, Rosalina Dewi, Jaya, Rachman Indra
Format: Article info application/pdf eArticle
Bahasa: ind
Terbitan: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI) , 2016
Subjects:
ASI
Online Access: https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/341
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/341/280
ctrlnum article-341
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="id-ID">Peningkatan Keterampilan Mahasiswa untuk Memberikan Edukasi Mengenai Perawatan Metode Kanguru (PMK) Kontinu di Rumah</title><creator>Roeslani, Rosalina Dewi</creator><creator>Jaya, Rachman Indra</creator><subject lang="id-ID">perawatan metode kanguru; ASI; susu formula ibu bekerja; keterlambatan bicara</subject><description lang="id-ID">Latar belakang.Perawatan metode kanguru (PMK), yaitu perawatan skin to skin contactbayi dengan ibu 24 jam dalam sehari. Keuntungan metode ini bayi tidak mengalami hipotermia, tanda vital stabil, pemberian ASI ekslusif lebih mudah, kenaikan berat badan lebih cepat, ikatan antara ibu dan bayi lebih kuat, lama rawat menjadi lebih pendek, dan kejadian infeksi nosokomial juga menurun pada bayi yang dirawat.Tujuan.Mengetahui apakah edukasi yang terus menerus oleh tenaga kesehatan tentang PMK berdampak lebih baik pada pertumbuhan neonatus kurang bulan (NKB), apakah PMK dapat menunjang perkembangan (berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala) NKB menjadi optimal, serta apakah PMK dapat mempromosikan pemberian ASI.Metode.Penelitian pre-eksperimental dengan subyek sesuai kriteria inklusi bayi prematur usia gestasi &lt;37 minggu yang dipulangkan dari Divisi Perinatologi pada bulan Juli 2011 &#x2013; November 2011, dan berdomisili di Jabotabek. Modul PMK diajarkan oleh mahasiswa kedokteran pada ibu yang memiliki BBLR di Puskesmas/RS jejaring. Setelah itu, dilakukan pemantauan berkala selama 2 bulan berturut-turut terhadap ciri pertumbuhan bayi (panjang badan, berat badan, lingkar kepala) oleh petugas kesehatan/mahasiswa kedokteran. Kelompok 1 dilakukan edukasi berulang ke ibu setiap kontrol, sedangkan kelompok lain tidak diedukasi. Analisis dengan uji -t tidak berpasangan atau uji Mann-Whitney.Hasil.Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,973) rerata peningkatan berat badan per hari antara kelompok edukasi 33,02 (SD &#xB1;7,55) dan non edukasi 32,92 (SD &#xB1;4,28) gram. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,898) rerata peningkatan panjang badan per minggu kelompok edukasi 1,30 (SD &#xB1;0,16) dan non edukasi 1,28 (SD &#xB1;0,31) cm. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,824) rerata peningkatan lingkar kepala per minggu kelompok edukasi 0,76 (SD &#xB1;0,16) dan non edukasi 0,75 (SD &#xB1;0,12) cm. Perbandingan peningkatan berat badan per hari di antara kelompok ASI, formula, ASI + formula tidak bisa dibandingkan karena sebagian besar sampel mendapatkan ASI dicampur dengan formula, yaitu 14 sampel.Kesimpulan.Penelitian ini belum dapat membuktikan perbedaan pada pertumbuhan NKB dengan PMK yang mendapat edukasi terus menerus dibandingkan yang tidak karena besar sampel yang sedikit (21 bayi). Penelitian ini menunjukan NKB yang mendapatkan PMK mempunyai kenaikan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala yang optimal. Penelitian ini gagal menunjukan perawatan metode kanguru dapat mempromosikan ASI secara eksklusif.</description><publisher lang="id-ID">Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)</publisher><contributor lang="id-ID"/><date>2016-11-16</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>File:application/pdf</type><identifier>https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/341</identifier><identifier>10.14238/sp14.5.2013.326-31</identifier><source lang="en-US">SARI PEDIATRI; Vol 14, No 5 (2013); 326-31</source><source lang="id-ID">Sari Pediatri; Vol 14, No 5 (2013); 326-31</source><source>2338-5030</source><source>0854-7823</source><source>10.14238/sp14.5.2013</source><language>ind</language><relation>https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/341/280</relation><rights lang="id-ID">##submission.copyrightStatement##</rights><rights lang="id-ID">http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0</rights><recordID>article-341</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
File:application/pdf
File
Journal:eArticle
author Roeslani, Rosalina Dewi
Jaya, Rachman Indra
title Peningkatan Keterampilan Mahasiswa untuk Memberikan Edukasi Mengenai Perawatan Metode Kanguru (PMK) Kontinu di Rumah
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)
publishDate 2016
topic perawatan metode kanguru
ASI
susu formula ibu bekerja
keterlambatan bicara
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/341
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/341/280
contents Latar belakang.Perawatan metode kanguru (PMK), yaitu perawatan skin to skin contactbayi dengan ibu 24 jam dalam sehari. Keuntungan metode ini bayi tidak mengalami hipotermia, tanda vital stabil, pemberian ASI ekslusif lebih mudah, kenaikan berat badan lebih cepat, ikatan antara ibu dan bayi lebih kuat, lama rawat menjadi lebih pendek, dan kejadian infeksi nosokomial juga menurun pada bayi yang dirawat.Tujuan.Mengetahui apakah edukasi yang terus menerus oleh tenaga kesehatan tentang PMK berdampak lebih baik pada pertumbuhan neonatus kurang bulan (NKB), apakah PMK dapat menunjang perkembangan (berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala) NKB menjadi optimal, serta apakah PMK dapat mempromosikan pemberian ASI.Metode.Penelitian pre-eksperimental dengan subyek sesuai kriteria inklusi bayi prematur usia gestasi <37 minggu yang dipulangkan dari Divisi Perinatologi pada bulan Juli 2011 – November 2011, dan berdomisili di Jabotabek. Modul PMK diajarkan oleh mahasiswa kedokteran pada ibu yang memiliki BBLR di Puskesmas/RS jejaring. Setelah itu, dilakukan pemantauan berkala selama 2 bulan berturut-turut terhadap ciri pertumbuhan bayi (panjang badan, berat badan, lingkar kepala) oleh petugas kesehatan/mahasiswa kedokteran. Kelompok 1 dilakukan edukasi berulang ke ibu setiap kontrol, sedangkan kelompok lain tidak diedukasi. Analisis dengan uji -t tidak berpasangan atau uji Mann-Whitney.Hasil.Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,973) rerata peningkatan berat badan per hari antara kelompok edukasi 33,02 (SD ±7,55) dan non edukasi 32,92 (SD ±4,28) gram. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,898) rerata peningkatan panjang badan per minggu kelompok edukasi 1,30 (SD ±0,16) dan non edukasi 1,28 (SD ±0,31) cm. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,824) rerata peningkatan lingkar kepala per minggu kelompok edukasi 0,76 (SD ±0,16) dan non edukasi 0,75 (SD ±0,12) cm. Perbandingan peningkatan berat badan per hari di antara kelompok ASI, formula, ASI + formula tidak bisa dibandingkan karena sebagian besar sampel mendapatkan ASI dicampur dengan formula, yaitu 14 sampel.Kesimpulan.Penelitian ini belum dapat membuktikan perbedaan pada pertumbuhan NKB dengan PMK yang mendapat edukasi terus menerus dibandingkan yang tidak karena besar sampel yang sedikit (21 bayi). Penelitian ini menunjukan NKB yang mendapatkan PMK mempunyai kenaikan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala yang optimal. Penelitian ini gagal menunjukan perawatan metode kanguru dapat mempromosikan ASI secara eksklusif.
id IOS4357.article-341
institution Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
institution_id 1183
institution_type library:special
library
library Badan Penerbit IDAI
library_id 1030
collection Sari Pediatri
repository_id 4357
subject_area Pediatric/Pediatrik
Newborn Infant, Neonates/Perawatan Bayi Baru Lahir, Neonatal
city JAKARTA PUSAT
province DKI JAKARTA
repoId IOS4357
first_indexed 2017-07-12T02:15:22Z
last_indexed 2017-07-12T02:15:22Z
recordtype dc
_version_ 1686120750609596416
score 17.20178