ANALISIS BETA PADA PASAR BULLISH DAN BEARISH (Studi kasus Bursa Efek Indonesia)

Main Authors: Ghasarma, Reza, Kamaruddin, Adlyn , Putri, Leonita
Format: Research NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.unsri.ac.id/3521/1/penelitian_beta_bullish_bearish.pdf
http://eprints.unsri.ac.id/3521/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menguji beta yang dihitung dengan time varying risk market model dengan membedakan kondisi pasar Bullish dan Bearish lebih bisa menjelaskan return saham dibandingkan dengan constant risk market model. Penelitian ini dilakukan dari Januari 2009 sampai dengan desember 2012 terhadap return portofolio saham selama bulan pengamatan (48 bulan), selama bulan bearish (24 bulan) dan bulan bullish (24 bulan). Data yang digunakan meliputi data harga saham penutupan (closing price) bulanan dari 75 jenis saham terpilih, serta data dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan selama periode pengamatan. Data tersebut dipakai untuk menghitung return saham maupun return pasar, dan selanjutnya dipakai untuk menghitung beta saham perusahaan sampel. Hasil stimasi beta yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana berdasarkan metode OLS, selanjutnya dikoreksi terlebih dahulu dengan metode koreksi bias beta untuk menghilangkan bias beta yang disebabkan oleh pengaruh pasar yang tipis (thin market). Metode koreksi bias beta yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode koreksi Fowler dan Rorke satu lead dan satu lag. Hasil pengujian beta portofolio saham pada kondisi pasar bullish dan pasar bearish menunjukkan bahwa beta portofolio saham dengan menggunakan time varying risk market model terlihat lebih mampu menjelaskan return portofolio secara lebih signifikan dibandingkan beta yang dihitung dengan constant risk model. Ini ditujukan oleh nilai F yang signifikan pada tingkat kepercayaan 1%, pengujian terhadap portofolio secara keseluruhan (portofolio 1-12). Dengan demikian, secara keseluruhan bisa disimpulkan beta yang dihitung dengan time varying risk market model dengan membedakan kondisi pasar Bullish dan Bearish lebih bisa menjelaskan return saham dibandingkan dengan constant risk market model