Identifikasi Modal Sosial dalam Keberlanjutan Pengelolaan Air Minum Perdesaan Berbasis Masyarakat (Studi Pada Hippam Sumber Maron, Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang)
Main Author: | Khoiruddin, MAfif |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/109612/1/M._AFIF_KHOIRUDDIN_-_125020100111061.pdf http://repository.ub.ac.id/109612/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mencoba melihat bentuk-bentuk (forms) modal sosial yang terdapat pada Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) Sumber Maron, Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang dan juga bagaimana implikasi modal sosial yang ada terhadap pengelolaan HIPPAM Sumber Maron yang berkelanjutan. Dalam hal ini HIPPAM Sumber Maron merupakan salah satu pengelola air minum perdesaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan. Untuk menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Adapun bentuk-bentuk modal sosial yang menjadi temuan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi tiga: kepercayaan, jaringan informasi, dan nilai dan norma. Kepercayaan berwujud dalam: (a) kemauan gotong royong dan bekerja sama pada proses awal pembangunan sistem penyediaan air minum; (b) kerelaan masyarakat menyumbang bantuan-bantuan, baik materiil maupun non-materiil; (c) kerelaan membayar iuaran rekening air bulanan; dan (d) kehadiran masyarakat dalam musyawarah juga merupakan cermin dari kepercayaan yang ada. Sedangkan jaringan dapat diklasifikasikan menjadi dua: di luar dan di dalam HIPPAM Sumber Maron. Jaringan informasi di luar bermanfaat dalam mengakses sumber daya-sumber daya aktual seperti bantuan-bantuan dan informasi terkait aspek-aspek teknis. Sementara, jaringan informasi di dalam HIPPAM Sumber Maron bermanfaat untuk merawat infrastruktur yang ada melalui keluhan dan partisipasi masyarakat. Adapun modal sosial berupa nilai dan norma yang terdapat dalam HIPPAM Sumber Maron adalah musyawarah, gotong royong, bantuan sosial untuk masyarakat miskin. Selain itu, juga diperoleh kesimpulan bahwa kepercayaan berimplikasi terhadap keberlanjutan aspek-aspek internal organisasi, seperti keuangan, teknis, dan kelembagaan. Jaringan informasi yang ada berimplikasi terhadap keberlanjutan aspek lingkungan, melalui bantuan bibit pohon untuk konservasi lingkungan. Modal sosial nilai dan norma yang berupa gotong royong, musyawarah, dan bantuan sosial berimplikasi terhadap aspek teknis, keuangan, kelembagaan, dan sosial.