Ekspresi Tumor Necrosis Faktor (TNF-α) Dan Gambaran Histopatologi Ginjal Pada Tikus (Rattus norvegicus) Renal Fibrosis pasca Induksi Streptokinase

Main Author: Wulandari, SriHelda
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/126865/1/SRI_HELDA_WULANDARI_%280911313035%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/126865/
Daftar Isi:
  • Streptokinase adalah protein ekstracelluler β-hemolytic streptococci yang digunakan untuk mengatasi permasalahan penyakit jantung dan sumbatan pembuluh darah. Streptokinase bersifat toksik dan menyebabkan kerusakan diberbagai organ tubuh diantaranya kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan renal fibrosis. Renal Fibrosis terjadi karena adanya jaringan fibrosa yang banyak mengandung serat kolagen akibat dari kerusakan sel-sel epitel pada organ ginjal. Berkembangnya kerusakan ginjal dari fase akut menjadi fibrosis ginjal ditandai dengan adanya glomerulosclerosis dan fibrosis tubulointerstitial serta peningkatan ekspresi tumor necrosis factor-α (TNF-α). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekspresi TNF-α dan gambaran histopatologi ginjal pada tikus renal fibrosis yang diinduksi dengan Streptokinase. Dalam penelitian ini, tikus dibagi dalam 4 kelompok yaitu kontrol (A), Streptokinase 1 x 6000 IU (B), Streptokinase 2 x 6000 IU dengan interval waktu lima hari (C), Streptokinase 3 x 6000 IU dengan interval waktu lima hari (D). Induksi pada tikus dilakukan dengan induksi Streptokinase sebanyak 6000 IU pada bagian ekor secara intravena pada vena coccygea. Data yang diamati dalam penelitian ini adalah gambaran histopatologi dan ekspresi TNF-α yang diamati dengan metode immunohistokimia. Hasil penelitian pada gambaran histopatologi ginjal pasca induksi Streptokinase menunjukkan adanya perubahan epithelial mesenchymal transtition (EMT) menjadi fibroblas dan myofibroblas yang mengindikasikan terjadinya renal fibrosis. Hasil analisis statistika terhadap ekspresi TNF-α berbeda nyata secara signifikan (P>0,05) dan persentase ekspresi TNF-α yang meningkat sebesar 350% pada kelompok D yang diinjeksikan 3 x 6000 IU dengan interval waktu lima hari dibandingkan dengan kontrol.