Pengaruh Herbisida Pratanam Dan Legin Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max L.)
ctrlnum |
128921 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/128921/</relation><title>Pengaruh Herbisida Pratanam Dan Legin Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max L.)</title><creator>Oktivialin, Rahadianti</creator><subject>338.1 Agriculture</subject><description>Kedelai ialah komoditi pertanian yang sangat digemari masyarakat. Dalam kelompok tanaman pangan, kedelai ialah komoditas terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai ialah sumber protein nabati yang mengandung 39 % protein yang penting untuk peningkatan gizi masyarakat, karena selain aman bagi kesehatan juga relatif murah dibandingkan sumber protein hewani. Kedelai juga memiliki bintil akar yang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang mampu mengikat unsur nitrogen, sehingga ketersedian unsur nitrogen dalam tanah dapat menyuburkan tanah dan menunjang pertumbuhan serta hasil kedelai. Hasil produksi tanaman kedelai di Indonesia tahun 2010 adalah 900.111 ton tahun-1 dari total luas lahan 661.711 ha, sedangkan kebutuhan rata-rata kedelai di Indonesia sekitar 2,2 juta ton per tahun atau sekitar 40% yang dapat terpenuhi dari produksi nasional (Badan Pusat Statistik, 2011), artinya produktivitas tanaman kedelai masih rendah, diantaranya disebabkan oleh kompetisi dengan gulma atau pemeliharaan tanaman kedelai. Yuwono (2006) menjelaskan bahwa dalam sistem budidaya tanaman legum pada lahan kering, faktor yang perlu diperhatikan ialah pemberian legin pada lahan yang akan ditanami kedelai. Tanaman kedelai akan membentuk bintil akar yang terbentuk akibat infeksi yang dilakukan oleh bakteri Rhizobium leguminase terhadap akar kedelai. Legin (Legume inoculum) ialah inokulan Rhizobium yang mengandung bakteri Rhizobium untuk inokulasi tanaman legum. Cahyono (2007) menjelaskan dalam kondisi tersebut dapat menimbulkan gulma tumbuh lebih cepat, sehingga dibutuhkan herbisida untuk mengendalikan gulma. Suwarni (2000) melaporkan bahwa untuk menghindari menurunnya efektivitas bakteri Rhizobium pada bintil akar tanaman kedelai, maka sebaiknya penggunaan herbisida tidak bersamaan dengan penggunaan inokulan Rhizobium. Tujuan penelitian ini ialah 1) mengetahui pengaruh pemberian legin terhadap pertumbuhan kedelai dan lingkungan tumbuh kedelai, 2) mengetahui pengaruh pemberian herbisida oksifluorfen dan 2,4-D pada pembentukan bintil akar dan hasil tanaman kedelai. Hipotesis yang diajukan ialah 1) pemberian jenis herbisida yang berbeda akan mempengaruhi pembentukan bintil akar tanaman kedelai, 3) penggunaan legin dan herbisida pratanam dapat memberikan hasil yang lebih baik pada hasil tanaman kedelai. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 hingga Januari 2012 di kebun percobaan Ngijo, Universitas Brawijaya Malang, di desa Kepuharjo, Karangploso, Kabupaten Malang, dengan ketinggian lahan ± 600 m dpl. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Leaf Area Meter (LAM), oven, timbangan analitik, meteran, tali rafia, knepsek dan cangkul. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah benih kedelai varietas Var. Grobokan yang diperoleh dari BALITKABI (Balai Penelitian Kacang – kacangan dan Umbi - umbian), pupuk Urea (46% N), SP 36 (36% P2O5), KCl (50% K2O), herbisida Goal 2E dan herbisida 2,4D. Legin yang digunakan berasal dari laboratorium Mikrobiologi UGM. Percobaan ini ialah percobaan factorial yang dirancang dengan Rancangan Acak ii Kelompok meliputi 2 taraf dengan 3 ulangan sehingga didapat 36 satuan percobaan perlakuan. Taraf pemberian legin (legin/benih) (P) terdiri atas P1= legin 3 g kg-1, P2 = 9 g kg-1 dan P3 = legin 27 g kg-1. Sedangkan dosis herbisida (G) terdiri atas G0= tanpa pemberian herbisida, G1 = Herbisida Goal 2E dan G2 = Herbisida 2,4 D. Pengamatan dilakukan secara destruktif yaitu dengan mengambil dua tanaman contoh untuk setiap perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 20, 35, 50, 65, 80 hst dan panen. Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar aktif dan bobot kering tanaman. Sedangkan pengamatan terhadap komponen hasil meliputi jumlah polong /tanaman, jumlah polong isi/tanaman, bobot 100 biji dan hasil biji (t ha-1) sedangkan pengamatan analisa pertumbuhan meliputi laju pertumbuhan relatif (LPR) dan indeks panen (IP). Selain itu juga dilakukan pengamatan penunjang meliputi data curah hujan/hari. Data yang diperoleh dilakukan pengujian dengan mempergunakan analisa ragam. Nilai F. hitung yang didapat dibandingkan dengan nilai F. tabel pada taraf nyata 5% (p=0,05). Bila terdapat interaksi maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara aplikasi herbisida dan dosis legin memberikan interaksi pada pengamatan pertumbuhan yang meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar aktif, bobot kering tanaman dan laju pertumbuhan relatif. Aplikasi herbisida dan dosis legin memberikan interaksi pada komponen hasil berpengaruh pada jumlah biji/tanaman. Secara keseluruhan, tanpa pemberian herbisida disertai pemberian dosis legin 27 g kg-1 memberikan hasil yang paling baik pada hasil biji ton ha-1 dengan nilai rata-rata 2,34 ton ha-1.</description><date>2012-08-10</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/1/8._Kesimpulan_dan_saran.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/1/6._Bahan_n_Metode.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/2/5._Tinjauan_Pustaka.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/3/7._Hasil_n_Pembahasan.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/4/9._DP_Kedelai.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/5/1._Cover.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/6/3._Ringkasan-daftar_Lampiran.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/7/4._Pendahuluan_kedelai.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/128921/8/10._Lampiran.pdf</identifier><identifier> Oktivialin, Rahadianti (2012) Pengaruh Herbisida Pratanam Dan Legin Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2012/129/051202915</relation><recordID>128921</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Oktivialin, Rahadianti |
title |
Pengaruh Herbisida Pratanam Dan Legin Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) |
publishDate |
2012 |
topic |
338.1 Agriculture |
url |
http://repository.ub.ac.id/128921/1/8._Kesimpulan_dan_saran.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/1/6._Bahan_n_Metode.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/2/5._Tinjauan_Pustaka.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/3/7._Hasil_n_Pembahasan.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/4/9._DP_Kedelai.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/5/1._Cover.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/6/3._Ringkasan-daftar_Lampiran.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/7/4._Pendahuluan_kedelai.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/8/10._Lampiran.pdf http://repository.ub.ac.id/128921/ |
contents |
Kedelai ialah komoditi pertanian yang sangat digemari masyarakat. Dalam kelompok tanaman pangan, kedelai ialah komoditas terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai ialah sumber protein nabati yang mengandung 39 % protein yang penting untuk peningkatan gizi masyarakat, karena selain aman bagi kesehatan juga relatif murah dibandingkan sumber protein hewani. Kedelai juga memiliki bintil akar yang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang mampu mengikat unsur nitrogen, sehingga ketersedian unsur nitrogen dalam tanah dapat menyuburkan tanah dan menunjang pertumbuhan serta hasil kedelai. Hasil produksi tanaman kedelai di Indonesia tahun 2010 adalah 900.111 ton tahun-1 dari total luas lahan 661.711 ha, sedangkan kebutuhan rata-rata kedelai di Indonesia sekitar 2,2 juta ton per tahun atau sekitar 40% yang dapat terpenuhi dari produksi nasional (Badan Pusat Statistik, 2011), artinya produktivitas tanaman kedelai masih rendah, diantaranya disebabkan oleh kompetisi dengan gulma atau pemeliharaan tanaman kedelai. Yuwono (2006) menjelaskan bahwa dalam sistem budidaya tanaman legum pada lahan kering, faktor yang perlu diperhatikan ialah pemberian legin pada lahan yang akan ditanami kedelai. Tanaman kedelai akan membentuk bintil akar yang terbentuk akibat infeksi yang dilakukan oleh bakteri Rhizobium leguminase terhadap akar kedelai. Legin (Legume inoculum) ialah inokulan Rhizobium yang mengandung bakteri Rhizobium untuk inokulasi tanaman legum. Cahyono (2007) menjelaskan dalam kondisi tersebut dapat menimbulkan gulma tumbuh lebih cepat, sehingga dibutuhkan herbisida untuk mengendalikan gulma. Suwarni (2000) melaporkan bahwa untuk menghindari menurunnya efektivitas bakteri Rhizobium pada bintil akar tanaman kedelai, maka sebaiknya penggunaan herbisida tidak bersamaan dengan penggunaan inokulan Rhizobium. Tujuan penelitian ini ialah 1) mengetahui pengaruh pemberian legin terhadap pertumbuhan kedelai dan lingkungan tumbuh kedelai, 2) mengetahui pengaruh pemberian herbisida oksifluorfen dan 2,4-D pada pembentukan bintil akar dan hasil tanaman kedelai. Hipotesis yang diajukan ialah 1) pemberian jenis herbisida yang berbeda akan mempengaruhi pembentukan bintil akar tanaman kedelai, 3) penggunaan legin dan herbisida pratanam dapat memberikan hasil yang lebih baik pada hasil tanaman kedelai. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 hingga Januari 2012 di kebun percobaan Ngijo, Universitas Brawijaya Malang, di desa Kepuharjo, Karangploso, Kabupaten Malang, dengan ketinggian lahan ± 600 m dpl. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Leaf Area Meter (LAM), oven, timbangan analitik, meteran, tali rafia, knepsek dan cangkul. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah benih kedelai varietas Var. Grobokan yang diperoleh dari BALITKABI (Balai Penelitian Kacang – kacangan dan Umbi - umbian), pupuk Urea (46% N), SP 36 (36% P2O5), KCl (50% K2O), herbisida Goal 2E dan herbisida 2,4D. Legin yang digunakan berasal dari laboratorium Mikrobiologi UGM. Percobaan ini ialah percobaan factorial yang dirancang dengan Rancangan Acak ii Kelompok meliputi 2 taraf dengan 3 ulangan sehingga didapat 36 satuan percobaan perlakuan. Taraf pemberian legin (legin/benih) (P) terdiri atas P1= legin 3 g kg-1, P2 = 9 g kg-1 dan P3 = legin 27 g kg-1. Sedangkan dosis herbisida (G) terdiri atas G0= tanpa pemberian herbisida, G1 = Herbisida Goal 2E dan G2 = Herbisida 2,4 D. Pengamatan dilakukan secara destruktif yaitu dengan mengambil dua tanaman contoh untuk setiap perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 20, 35, 50, 65, 80 hst dan panen. Pengamatan terhadap komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar aktif dan bobot kering tanaman. Sedangkan pengamatan terhadap komponen hasil meliputi jumlah polong /tanaman, jumlah polong isi/tanaman, bobot 100 biji dan hasil biji (t ha-1) sedangkan pengamatan analisa pertumbuhan meliputi laju pertumbuhan relatif (LPR) dan indeks panen (IP). Selain itu juga dilakukan pengamatan penunjang meliputi data curah hujan/hari. Data yang diperoleh dilakukan pengujian dengan mempergunakan analisa ragam. Nilai F. hitung yang didapat dibandingkan dengan nilai F. tabel pada taraf nyata 5% (p=0,05). Bila terdapat interaksi maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara aplikasi herbisida dan dosis legin memberikan interaksi pada pengamatan pertumbuhan yang meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bintil akar, jumlah bintil akar aktif, bobot kering tanaman dan laju pertumbuhan relatif. Aplikasi herbisida dan dosis legin memberikan interaksi pada komponen hasil berpengaruh pada jumlah biji/tanaman. Secara keseluruhan, tanpa pemberian herbisida disertai pemberian dosis legin 27 g kg-1 memberikan hasil yang paling baik pada hasil biji ton ha-1 dengan nilai rata-rata 2,34 ton ha-1. |
id |
IOS4666.128921 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-25T02:02:46Z |
last_indexed |
2021-10-28T07:18:25Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751454086432030720 |
score |
17.610487 |