Pengaruh Pupuk Kalium Terhadap Infeksi Cucumber Mosaic Virus Pada Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.)

Main Author: Agustin, AmiliaWahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131092/
Daftar Isi:
  • Permintaan pasar akan mentimun (Cucumis sativus L.) di dalam negeri terus meningkat terus meningkat (Moekasan et al., 2014), tetapi produksi dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan secara terus-menerus (Badan Pusat Statistik, 2014). Salah satu penghambat budidaya mentimun adalah serangan Cucumber mosaic virus (CMV) (Mercure, 1998). Virus ini dapat mengurangi produksi sebanyak 10  20 persen bahkan dapat mencapai 100 persen pada tanaman mentimun yang rentan terhadap CMV (Zitter dan Murphy, 2009). Salah satu tindakan preventif untuk mengendalikan CMV yaitu dengan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dengan pemberian pupuk kalium (K). Pupuk K dapat memperkuat tubuh tanaman sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah rontok serta menjadi sumber ketahanan bagi tanaman terhadap cekaman kekeringan dan penyakit (Lingga dan Marsono, 2013). Percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap pola penyebaran gejala CMV, intensitas serangan CMV, pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Januari 2016 di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Percobaan diatur menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dosis pupuk ZK (50%) diantaranya 0 kg ha-1 (A), 80 kg ha-1 setara dengan 0,78 g (B), 120 kg ha-1 setara dengan 1,18 g (C), 160 kg ha-1 setara dengan 1,56 g (D), 200 kg ha-1 setara dengan 1,96 g (E) dan 240 kg ha-1 setara dengan 2,36 g (F). Masing-masing perlakuan diulang lima kali sehingga terdapat 30 unit percobaan yang mana setiap unit terdiri dari satu tanaman yang ditanam dalam 8 kg media tanam per polybag. Parameter pengamatan meliputi masa inkubasi CMV, intensitas serangan CMV (%), panjang tanaman (cm), jumlah daun tanaman, jumlah buah dan bobot buah rata-rata (g). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam dengan uji F pada taraf kesalahan 5%. Hasil analisis yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk K memberikan pengaruh yang sama terhadap pola penyebaran gejala CMV pada tanaman mentimun, diantaranya pola mosaik yaitu merata tidak berbatas tegas, merata agak berbatas tegas, merata berbatas tegas dan tidak merata disertai “green islands”. Beberapa pola malformasi yaitu perubahan bentuk dan permukaan daun serta pertumbuhan cabang-cabang kerdil yang tak terkendali juga menyebar merata pada semua tanaman mentimun. Pupuk K menurunkan intensitas serangan CMV pada tanaman mentimun. Intensitas serangan terendah yaitu pemberian ZK (50%) sebanyak 120 kg ha-1 sedangkan intensitas serangan tertinggi yaitu pemberian ZK (50%) sebanyak 240 kg ha-1. Pupuk K meningkatkan produksi tanaman mentimun. Jumlah dan bobot buah terbesar yaitu pemberian ZK (50%) sesuai kebutuhan tanaman sebanyak 80 kg ha-1 sedangkan jumlah dan bobot buah terkecil yaitu pemberian ZK (50%) sebanyak 160 kg ha-1.