Daftar Isi:
  • Konsumsi per kapita kecap masih jauh berada dibawah konsumsi tahu dan tempe (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2014), konsumsi per kapita kecap relatif berfluktuasi namun cenderung mengalami peningkatan. Melihat konsumsi kecap yang cenderung meningkat, industri kecap menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (2016), jumlah industri kecap di Indonesia yang terdaftar di Kemenperin berjumlah 105 industri. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki industri kecap yang cukup banyak. Salah satu produsen kecap di Jawa Timur adalah Kelompok tani Vigur Organik yang berada di Kota Malang. Vigur Organik memproduksi kecap organik dengan menggunakan resep yang diracik sendiri oleh kelompok tani sejak tahun 2012. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang kecap organik pada kelompok tani Vigur Organik. Selain itu, penelitian ini juga merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat dalam menghadapi permasalahan dan memilih strategi pengembangan usaha terpilih yang tepat untuk dilakukan oleh kelompok tani Vigur Organik. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Penentuan lokasi dipilih dengan pertimbangan bahwa produk kecap organik yang dihasilkan oleh kelompok tani tersebut sudah memiliki sertifikasi SNI organik dari lembaga sertifikasi LeSOS. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu seluruh anggota kelompok tani yang aktif. Pada penelitian ini, analisis matriks IFE (Internal Matriks Evaluation) dan EFE (Eksternal Matriks Evaluation) digunakan untuk menemukan faktor internal seperti kekuatan (strenghts) dan kelemahan (Weakness) serta faktor eksternal seperti peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi produk kecap organik kelompok tani Vigur Organik. Matriks IFE menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan tertinggi pada produk kecap organik kelompok tani Vigur Organik adalah produk kecap organik yang sudah bersertifikat dengan skor 0,372 dan yang terendah adalah SDM yang berpengalaman dengan skor 0,223. Namun yang menjadi kelemahan yang paling dominan adalah varian produk yang kurang variatif dengan skor 0,171 dan yang terendah dengan skor 0,078 yaitu promosi yang kurang efektif. Sedangkan pada matriks EFE menunjukkan bahwa sertifikasi ISO merupakan peluang yang memiliki skor tertinggi dalam produk kecap organik kelompok tani Vigur Organik dengan skor 0,338 dan skor terendah adalah pesaing yang masih sedikit dengan skor 0,209. Sedangkan ancaman bagi produk kecap organik kelompok tani Vigur Organik dengan skor tertinggi adalah ketersediaan bahan baku dengan skor 0,265 dan yang terendah adalah harga kecap anorganik yang lebih murah dengan skor 0,060. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE menunjukkan total skor faktor internal sebesar 3,205 dan faktor eksternal sebesar 3,257. Hasil nilai yang dibobot pada matriks IFE dan EFE selanjutnya disusun pada matriks IE untuk mengetahui posisi kelompok tani saat ini. Berdasarkan hasil pertemuan sumbu matriks IFE dengan matriks EFE menunjukkan posisi matriks IE berada pada sel I. Sel I menunjukkan bahwa produk kecap organik kelompok tani Vigur Organik berada pada tahap tumbuh dan kembangkan. Analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats). Hasil analisis matriks SWOT yaitu 1) Strategi SO (menjaga dan meningkatkan kerjasama dengan seluruh mitra kerja serta memperluas mitra kerja, meningkatkan pemasaran produk,melakukan strategi branding), 2) Strategi WO (bekerjasama dengan lembaga permodalan untuk pengembangan produk, membuat jadwal produksi sehingga produk dapat tersedia setiap saat di pasar, menggunakan teknologi untuk meningkatakan produksi dan meminimalkan biaya produksi), 3) Strategi ST (mempertahankan sertifikat organik untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk kecap organik), 4) Strategi WT (membuat diversifikasi produk kecap sehingga konsumen memiliki banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan konsumen, menjaga persediaan bahan baku agar kelompok tani dapat terus memproduksi produk). Berdasarkan hasil perhitungan Matriks QSPM, diperoleh alternatif strategi antara lain adalah melakukan strategi branding, menjaga dan meningkatkan kerjasama dengan seluruh mitra kerja serta memperluas mitra kerja, menjaga persediaan bahan baku, meminta bantuan dari pemerintah terkait permodalan, mempertahankan sertifikat organik, menjaga dan meningkatkan kualitas produk, membuat diversifikasi produk kecap organik, meningkatkan pemasaran produk, menggunakan teknologi untuk meningkatkan produksi dan meminimalkan biaya, dan membuat jadwal produksi. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diberikan untuk kelompok tani Vigur Organik adalah membuat label yang lebih menarik, memperbaiki atau membuat brand dan logo yang lebih menarik, mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk kecap organik serta mengawasi segala kegiatan kelompok tani sehingga dapat terus mempertahankan sertifikat organik yang dimiliki kelompok, melakukan inovasi produk, dan kemasan dengan menggunakan karton sebaiknya tidak perlu. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait evaluasi dari strategi yang telah dilakukan oleh kelompok tani Vigur Organik untuk mengembangkan produk kecap organik ataupun dapat meneliti produk lain yang diproduksi oleh kelompok tani Vigur Organik. Untuk Pemerintah dapat membantu dalam memfasilitasi kelompok tani untuk mendapatkan sertifikasi ISO dan membantu kelompok tani dalam mengembangkan produk kecap organik dan kelompok tani untuk menjadi lebih baik.