Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Daging Kelinci Di Rumah Makan Arema “Oit” Di Songgoriti Kota Batu

Main Author: FauziWicaksono, Achmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/138104/1/051703823_JURNAL_%28Achmad_Fauzi_Wicaksono%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/138104/2/051703823_SEKRIPSI_%28Achmad_Fauzi_Wicaksono%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/138104/
Daftar Isi:
  • Kota Batu merupakan suatu Kota yang memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan usaha peternakan kelinci hias dan pedaging di Jawa Timur. Kota Batu memiliki jumlah populasi kelinci yang cukup tinggi yaitu sekitar 32.299 ekor pada tahun 2013 dan mengalami kenaikan sekitar 35.000 ekor pada tahun 2015 (BPS Kota Batu, 2013). Adapun permintaan daging kelinci yang bertambah dari tahun 2007 yang hanya 50 kg/hari sampai pada tahun 2015 mencapai 200-250 kg/hari (BPS Kota Batu, 2015). Sehingga dengan potensi peternak yang cukup tinggi ini diharapkan dapat menghasilkan daging kelinci yang berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk pemenuhan gizi masyarakat dan membantu memenuhi permintaan pasar akan daging kelinci. Distribusi daging kelinci yang terjadi di kota Batu mendorong para pelaku distribusi seperti para peternak, broker (pengepul), retailler, pasar tradisional, supermarket, pedagang dan restoran selaku perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir melakukan strategi pemasaran dalam melakukan kegiatannya. Sehingga untuk melakukan kegiatan pemasaran memerlukan strategi pemasaran yang sistematis yaitu sejumlah tindakan yang terintegrasi yang diarahkan untuk mencapai kompetitif yang berkelanjutan (Kotler dan K.K.L, 2007). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sistem rantai pasok (supply chain) daging kelinci dari peternak kelinci ke Rumah Makan Arema Oit di Songgoriti Kota Batu, untuk mengetahui efisien dan efektif atau tidaknya rantai pasok yang terjadi dari peternak sampai ke Rumah Makan, Untuk mengetahui nilai tambah dari peternak dan Rumah Makan Arema Oit. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Peternakan Kelinci Mandiri Jaya Farm dan Azhar Farm Indonesia serta rumah makan Arema Oit kurang lebih selama 1 bulan yaitu dimulai tanggal 20 Januari 2017 sampai 20 Februari 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling snowball. Sampling snowball yaitu suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden dengan daftar pertanyaan sudah dipersiapkan. Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan responden yang berperan dalam rantai pasok (supply chain) daging kelinci. Pengumpulan data dilakukan dengan cara antara lain : (1) Melihat dan mengamati objek penelitian secara langsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian; (2) mewawancarai responden dengan memberikan kuisioner kepada responden untuk memperoleh informasi mengenai alur rantai pasok (supply chain) daging kelinci dan data sekunder diperoleh dari dokumentasi dan literatur yang berkaitan dengan rantai pasok. Hasil penelitian ini adalah terdapat 2 mata rantai yang berperan aktif dalam rantai pasok daging kelinci hingga ke konsumen akhir : (a) produsen bahan baku peternak dan (b) peternak kelinci. Aliran produk dalam rantai pasok daging kelinci di rumah makan Arema “Oit” hanya terdapat satu macam aliran, yaitu aliran produk berupa daging kelinci fresh berbentuk karkas yang beratnya 2 kg yang sudah dikemas dengan rapih. Aliran Informasi dalam rantai pasok daging kelinci di rumah makan Arema “Oit” terbagi menjadi dua macam aliran, yaitu aliran informasi secara horizontal yang terjadi diantara sesama peternak kelinci dengan pemilik rumah makan dan aliran informasi secara vertikal yang terjadi pada setiap mata rantai yang terlibat dalam rantai pasok olahan daging kelinci di rumah makan Arema “Oit”. Aliran keuangan dalam rantai pasok daging kelinci di rumah makan Arema “Oit” menjadi 1 macam aliran dimana dalam aliran keuangan tersebut, sistem transaksi pembayaran yang digunakan selama proses distribusi sangat mempengeruhi kinerja dari setiap mata rantai. Untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh menggunakan metode perhitungan nilai tambah yang pernah digunakan oleh (Hayami, 1987). Rumah makan Arema “Oit” di supply oleh 2 peternak kelinci Mandiri Jaya dan Azhar Farm Indonesia dan supply chain terbaik adalah peternakan Azhar Farm Indonesia berdasarkan : Pertama, menggunakan alur informasi yang bernilai sepanjang rantai pasok, kedua, informasi bibit kelinci unggul dan pakan konsentrat yang berkualitas untuk mencapai efesiensi supply chain serta ke efektifan didalam penjualan produk dan pengiriman karkas kelinci yang diperluas ke luar provinsi, ketiga, nilai tambah 27,66% dari bibit kelinci ke siap panen dan 23,19% dari kelinci siap panen ke karkas kelinci.