MANTRA DALAM UPACARA ADAT BELIAN SENTIYU SUKU DAYAK TUNJUNG DI KUTAI BARAT: KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI MANTRA

Main Authors: Kristiani, Natalia, Mursalim, Mursalim, Rijal, Syamsul
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman , 2018
Subjects:
Online Access: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/898
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/898/957
ctrlnum article-898
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">MANTRA DALAM UPACARA ADAT BELIAN SENTIYU SUKU DAYAK TUNJUNG DI KUTAI BARAT: KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI MANTRA</title><creator>Kristiani, Natalia</creator><creator>Mursalim, Mursalim</creator><creator>Rijal, Syamsul</creator><subject lang="en-US">Literature; Culture Studies</subject><description lang="en-US">ABSTRACT&#xA0;Belian Sentiyu&#x2019;s traditional ceremony is a series of human efforts aimed at preventing the occurrence of a calamity to humans and the environment, or free themselves from the shackles of disease that always ends in a way abstain. The ceremony has existed since ancient times before the arrival of any religion to the village Sekolaq Joleq. Belian Sentiyu traditional ceremony held at the residence of patients suffering from a disease and intend to be healed through the ceremony of Belian Sentiyu. Belian Sentiyu traditional ceremony led by a Pememang. The purpose of this research is to describe the form and function of spell contained in traditional ceremony of Belian Sentiyu of Dayak Tunjung tribe in Kutai West. The type of research used in this study is descriptive (qualitative). Researchers try to describe and explain about the shape, and function of spell in traditional ceremony of Belian Sentiyu Dayak Tunjung tribe in Kutai West. Data collection techniques used in this study are observation techniques, interviews and notes, summarizes, translations, and instruments. Then, the data obtained from this study is associated with the theory of spell shape, and the spell function. The results of this study show that the form of spell in traditional ceremony Belian Sentiyu can be seen from the form of lines, the temple form, and from the choice of language there are three languages in the traditional ceremony spell Belian Sentiyu, namely Indonesian, Kutai language, and Tunjung Dayak language. Furthermore, the spell function that is found in the spell in Belian Sentiyu traditional ceremony is, as a social controller, as a reminder, as tolerance, and as a means to pray.&#xA0;Keywords: spell, traditional ceremony of Belian Sentiyu, form, function&#xA0;ABSTRAK&#xA0;Upacara Adat Belian Sentiyu merupakan serangkaian usaha manusia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu musibah terhadap manusia dan lingkungan, atau membebaskan diri dari belenggu penyakit yang selalu di akhiri dengan cara berpantang. Upacara adat tersebut telah ada sejak zaman dahulu sebelum datangnya agama apa pun ke Desa Sekolaq Joleq. Upacara adat Belian Sentiyu diadakan di kediaman pasien yang menderita suatu penyakit dan bermaksud ingin disembuhkan melalui upacara adat Belian Sentiyu tersebut. Upacara adat Belian Sentiyu dipimpin oleh seorang Pememang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, dan fungsi mantra yang terdapat dalam upacara adat Belian Sentiyu suku Dayak Tunjung di Kutai Barat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (kualitatif). Peneliti berusaha menggambarkan dan menjelaskan tentang bentuk, dan fungsi mantra dalam upacara adat Belian Sentiyu suku Dayak Tunjung di Kutai Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara dan mencatat, merangkum, penerjemahan, dan instrumen. Kemudian, data-data yang diperoleh dari penelitian ini dikaitkan dengan teori bentuk mantra, dan fungsi mantra. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa bentuk mantra dalam upacara adat Belian Sentiyu dapat dilihat dari bentuk baris, bentuk bait, dan dari pilihan bahasa terdapat tiga bahasa pada mantra upacara adat Belian Sentiyu, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Kutai, dan bahasa Dayak Tunjung. Selanjutnya yaitu fungsi mantra yang terdapat pada mantra dalam upacara adat Belian Sentiyu yaitu, sebagai pengendali sosial, sebagai pengingat, sebagai toleransi, dan sebagai sarana untuk berdoa.&#xA0;Kata kunci: mantra, upacara adat Belian Sentiyu, bentuk, fungsi</description><publisher lang="en-US">Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman</publisher><contributor lang="en-US"/><date>2018-02-05</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/898</identifier><source lang="en-US">Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya); Vol 2, No 1 (2018): Edisi Januari 2018; 61 - 70</source><source>2549-7715</source><language>eng</language><relation>http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/898/957</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2018 Jurnal Ilmu Budaya</rights><recordID>article-898</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Kristiani, Natalia
Mursalim, Mursalim
Rijal, Syamsul
title MANTRA DALAM UPACARA ADAT BELIAN SENTIYU SUKU DAYAK TUNJUNG DI KUTAI BARAT: KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI MANTRA
publisher Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman
publishDate 2018
topic Literature
Culture Studies
url http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/898
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/898/957
contents ABSTRACT Belian Sentiyu’s traditional ceremony is a series of human efforts aimed at preventing the occurrence of a calamity to humans and the environment, or free themselves from the shackles of disease that always ends in a way abstain. The ceremony has existed since ancient times before the arrival of any religion to the village Sekolaq Joleq. Belian Sentiyu traditional ceremony held at the residence of patients suffering from a disease and intend to be healed through the ceremony of Belian Sentiyu. Belian Sentiyu traditional ceremony led by a Pememang. The purpose of this research is to describe the form and function of spell contained in traditional ceremony of Belian Sentiyu of Dayak Tunjung tribe in Kutai West. The type of research used in this study is descriptive (qualitative). Researchers try to describe and explain about the shape, and function of spell in traditional ceremony of Belian Sentiyu Dayak Tunjung tribe in Kutai West. Data collection techniques used in this study are observation techniques, interviews and notes, summarizes, translations, and instruments. Then, the data obtained from this study is associated with the theory of spell shape, and the spell function. The results of this study show that the form of spell in traditional ceremony Belian Sentiyu can be seen from the form of lines, the temple form, and from the choice of language there are three languages in the traditional ceremony spell Belian Sentiyu, namely Indonesian, Kutai language, and Tunjung Dayak language. Furthermore, the spell function that is found in the spell in Belian Sentiyu traditional ceremony is, as a social controller, as a reminder, as tolerance, and as a means to pray. Keywords: spell, traditional ceremony of Belian Sentiyu, form, function ABSTRAK Upacara Adat Belian Sentiyu merupakan serangkaian usaha manusia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya suatu musibah terhadap manusia dan lingkungan, atau membebaskan diri dari belenggu penyakit yang selalu di akhiri dengan cara berpantang. Upacara adat tersebut telah ada sejak zaman dahulu sebelum datangnya agama apa pun ke Desa Sekolaq Joleq. Upacara adat Belian Sentiyu diadakan di kediaman pasien yang menderita suatu penyakit dan bermaksud ingin disembuhkan melalui upacara adat Belian Sentiyu tersebut. Upacara adat Belian Sentiyu dipimpin oleh seorang Pememang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, dan fungsi mantra yang terdapat dalam upacara adat Belian Sentiyu suku Dayak Tunjung di Kutai Barat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (kualitatif). Peneliti berusaha menggambarkan dan menjelaskan tentang bentuk, dan fungsi mantra dalam upacara adat Belian Sentiyu suku Dayak Tunjung di Kutai Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara dan mencatat, merangkum, penerjemahan, dan instrumen. Kemudian, data-data yang diperoleh dari penelitian ini dikaitkan dengan teori bentuk mantra, dan fungsi mantra. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa bentuk mantra dalam upacara adat Belian Sentiyu dapat dilihat dari bentuk baris, bentuk bait, dan dari pilihan bahasa terdapat tiga bahasa pada mantra upacara adat Belian Sentiyu, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Kutai, dan bahasa Dayak Tunjung. Selanjutnya yaitu fungsi mantra yang terdapat pada mantra dalam upacara adat Belian Sentiyu yaitu, sebagai pengendali sosial, sebagai pengingat, sebagai toleransi, dan sebagai sarana untuk berdoa. Kata kunci: mantra, upacara adat Belian Sentiyu, bentuk, fungsi
id IOS4692.article-898
institution Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman
institution_id 1105
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Univesitas Mulawarman
library_id 1169
collection Jurnal Ilmu Budaya
repository_id 4692
subject_area Literature/Kesusastraan
Linguistics/Linguistik
Arts/Seni, Kesenian
Culture and Institutions/Kultur, Ilmu Budaya, Kebudayaan dan Lembaga-lembaga, Institusi
city KOTA SAMARINDA
province KALIMANTAN TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4692
first_indexed 2018-02-09T18:49:20Z
last_indexed 2018-05-19T18:52:19Z
recordtype dc
_version_ 1686248718429323264
score 17.609869