MUTU PROTEIN MAKANAN SAPIHAN UNTUK BAYI UMUR 6-12 BULAN

Main Author: Ridwan, Endi; Kelompok Program Penelitian Penanggulangan Gizi Utama, Puslitbang Gizi, Bogor
Other Authors: BADAN LITBANGKES KEMENKES
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik , 2012
Online Access: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/2009
Daftar Isi:
  • Penelitian ini ditujukan unntk menguji mutu protein makanan tambahan yang dibuat dalam bentuk nasi tim untuk konsumsi anak berumur 6-12 bulan. Tujuan penelitian adalah mencoari alternatif pilihan makanan tambahan yang memenuhi syarat untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. Nasi tim yang dibuat juga merupakan suatu penganekaragam bentuk makanan tambahan untuk menjadi dasar bagi bayi bagaimana seharusnya menyenanggi bermacam-macam makanan, mengingat kelenjar perasa berkembang pesat sewaktu bayi. Nasi tim dibuat lima macam dengan bahan dasar beras, ubi merah dan jagung sebagai sumber hidrat arang; tempe dan tepung ikan sebagai sumber protein; sayuran hijau sebagai sumber karotin; dan minyak kelapa sebagai sumber lemak. Campuran makanan dianalis secara kimia dengan metoda AOAC. Kemudian dibuat simulate makanan untuk diuji mutu proteinnya (PER dan NPU) dengan menggunakan tikus percobaan. Selama percobaan keadaan tikus diamati, dan pada akhir percobaan dilakukan pemeriksaan patologis anatomis untuk melihat kemungkinan adanya efek samping. Nilai PER kelima macam makanan tambahan tersebut berturut-turut adalah: campuran beras, jagung dan tempe 2,16 ±. 0,26; campuran beras, jagung dan tepung ikan 2,24 ± 0,37; campuran beras, jagung, tepung ikan dan kacang tanah 2,08 ± 0.33; campuran beras, ubi merah dan tempe 2,18 ± 0.32, dan campuran beras, ubi merah, tepung ikan dan kacang tanah 1,98 ± 0.38, sementara nilai NPU- operatif berturut-turut : 62,8%, 62,6%, 60,5%, 61,3% dan 60,9%. Nilai-nilai yang didapat dari kelima macam makanan tambahan tersebut menunjukkan bahwa kelima jenis makanan tambahan ini mempunyai mutu protein cukup baik karena masih dalam batas yang dianjurkan untuk PER (2,0) dan NPU (60%). Tidak didapat adanya kelainan klinis dan patologis pada hewan selama percobaan.