Fungsi Produk Seni Kerajinan Ukir Kayu Guwang

Main Author: Ni Kadek, Karuni
Format: Article PeerReviewed application/pdf
Terbitan: ISI Denpasar , 2010
Subjects:
Online Access: http://repo.isi-dps.ac.id/114/1/Fungsi_Produk_Seni_Kerajinan_Ukir_Kayu_Guwang.pdf
http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/artikel/issue/view/19
http://repo.isi-dps.ac.id/114/
ctrlnum 114
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title>Fungsi Produk Seni Kerajinan Ukir Kayu Guwang</title><creator>Ni Kadek, Karuni</creator><subject>NX Arts in general</subject><description>Feldman menjelaskan bahwa fungsi-fungsi seni yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu adalah untuk memuaskan: (1) Kebutuhan-kebutuhan individu kita tentang ekspresi pribadi, (2) kebutuhan-kebutuhan sosial kita untuk keperluan display, perayaan dan komunikasi, serta (3) kebutuhan-kebutuhan fisik kita mengenai barang-barang dan bangunan yang bermanfaat (Feldman, 1991: 2). Lebih jauh, dalam pengertian luas, Feldman membagi fungsi seni menjadi tiga bagian, yaitu: Fungsi personal (personal function of art), fungsi sosial (the social function of art), dan fungsi fisik (physical function of art). &#xD; Dalam fungsi sosial dari seni kerajinan masyarakat Bali pada hakekatnya senantiasa berkaitan erat dengan kehidupan masyarakatnya yang sebagian besar memeluk Agama Hindu, sehingga seni kerajinan merupakan hasil budaya yang berpangkal dari pandangan hidup masyarakat Bali yang dicerminkan oleh agama Hindu (Purnata 1976/1977: 31). &#xD; Orientasi penciptaan seni kerajinan di samping untuk kebutuhan hidup manusia, juga banyak diperuntukan untuk kepentingan kepercayaan. Produk ini tidak hanya sebagai pelengkap dalam upacara, tetapi juga merupakan sarana dalam upacara itu sendiri. Dalam fungsinya produk seni kerajinan ini termasuk dalam kategori seni sakral.&#xD; Seni sakral adalah sebuah produk seni yang lahirnya dari perjuangan rasa bakti manusia untuk dipersembahkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Demikian juga dalam seni kerajinan ukir kayu. Terkait dengan produk seni kerajinan yang berfungsi sakral dalam perwujudannya merupakan simbol-simbol keagamaan Hindu.&#xD; Karya ini sering disebut dengan Pretima, atau Prelingga yang merupakan personifikasi dan tempat bersemayamnya Dewa-Dewa. Karya ini berbentuk togog dewa-dewa yang terbuat dari kayu dan dilapisi sedikit emas murni, dan ada juga terbuat dari uang kepeng yang dirakit berbentuk dewa-dewi. &#xD; Menurut tradisi masyarakat, arca adalah wujud dewa atau dewi yang jelas penggambarannya sebagai manusia atau binatang, sedangkan pretima adalah suatu benda yang secara alami tidak berbentuk manusia yang merupakan wujud atau sthana para dewa. Dalam proses ini, kehidupan semesta dalam agama hindu memberi peluang penciptaan togog atau arca dalam beranekaragam manifestasinya. Perwujudan togog sebagai manifestasi dewa dewa, seperti togog Dewa Brahma, Wisnu, Ciwa, Saraswati adalah hanya beberapa contoh dari personifikasi dewa-dewa dalam agama hindu. &#xD; &#xD; </description><publisher>ISI Denpasar</publisher><date>2010-05</date><type>Journal:Article</type><type>PeerReview:PeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://repo.isi-dps.ac.id/114/1/Fungsi_Produk_Seni_Kerajinan_Ukir_Kayu_Guwang.pdf</identifier><relation>http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/artikel/issue/view/19</relation><identifier>Ni Kadek, Karuni (2010) Fungsi Produk Seni Kerajinan Ukir Kayu Guwang. Artikel Bulan Mei 2010, 5. p. 1.</identifier><relation>http://repo.isi-dps.ac.id/114/</relation><recordID>114</recordID></dc>
format Journal:Article
Journal
PeerReview:PeerReviewed
PeerReview
File:application/pdf
File
author Ni Kadek, Karuni
title Fungsi Produk Seni Kerajinan Ukir Kayu Guwang
publisher ISI Denpasar
publishDate 2010
topic NX Arts in general
url http://repo.isi-dps.ac.id/114/1/Fungsi_Produk_Seni_Kerajinan_Ukir_Kayu_Guwang.pdf
http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/artikel/issue/view/19
http://repo.isi-dps.ac.id/114/
contents Feldman menjelaskan bahwa fungsi-fungsi seni yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu adalah untuk memuaskan: (1) Kebutuhan-kebutuhan individu kita tentang ekspresi pribadi, (2) kebutuhan-kebutuhan sosial kita untuk keperluan display, perayaan dan komunikasi, serta (3) kebutuhan-kebutuhan fisik kita mengenai barang-barang dan bangunan yang bermanfaat (Feldman, 1991: 2). Lebih jauh, dalam pengertian luas, Feldman membagi fungsi seni menjadi tiga bagian, yaitu: Fungsi personal (personal function of art), fungsi sosial (the social function of art), dan fungsi fisik (physical function of art). Dalam fungsi sosial dari seni kerajinan masyarakat Bali pada hakekatnya senantiasa berkaitan erat dengan kehidupan masyarakatnya yang sebagian besar memeluk Agama Hindu, sehingga seni kerajinan merupakan hasil budaya yang berpangkal dari pandangan hidup masyarakat Bali yang dicerminkan oleh agama Hindu (Purnata 1976/1977: 31). Orientasi penciptaan seni kerajinan di samping untuk kebutuhan hidup manusia, juga banyak diperuntukan untuk kepentingan kepercayaan. Produk ini tidak hanya sebagai pelengkap dalam upacara, tetapi juga merupakan sarana dalam upacara itu sendiri. Dalam fungsinya produk seni kerajinan ini termasuk dalam kategori seni sakral. Seni sakral adalah sebuah produk seni yang lahirnya dari perjuangan rasa bakti manusia untuk dipersembahkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Demikian juga dalam seni kerajinan ukir kayu. Terkait dengan produk seni kerajinan yang berfungsi sakral dalam perwujudannya merupakan simbol-simbol keagamaan Hindu. Karya ini sering disebut dengan Pretima, atau Prelingga yang merupakan personifikasi dan tempat bersemayamnya Dewa-Dewa. Karya ini berbentuk togog dewa-dewa yang terbuat dari kayu dan dilapisi sedikit emas murni, dan ada juga terbuat dari uang kepeng yang dirakit berbentuk dewa-dewi. Menurut tradisi masyarakat, arca adalah wujud dewa atau dewi yang jelas penggambarannya sebagai manusia atau binatang, sedangkan pretima adalah suatu benda yang secara alami tidak berbentuk manusia yang merupakan wujud atau sthana para dewa. Dalam proses ini, kehidupan semesta dalam agama hindu memberi peluang penciptaan togog atau arca dalam beranekaragam manifestasinya. Perwujudan togog sebagai manifestasi dewa dewa, seperti togog Dewa Brahma, Wisnu, Ciwa, Saraswati adalah hanya beberapa contoh dari personifikasi dewa-dewa dalam agama hindu.
id IOS5299.114
institution Institut Seni Indonesia Denpasar
affiliation onesearch.perpusnas.go.id
institution_id 1751
institution_type library:university
library
library Perpustakaan ISI Denpasar
library_id 1456
collection Repositori ISI Denpasar
repository_id 5299
city KOTA DENPASAR
province BALI
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS5299
first_indexed 2018-02-26T08:08:20Z
last_indexed 2018-02-26T08:08:20Z
recordtype dc
_version_ 1686336318700781568
score 17.607244