KARAKTERISTIK PENURUNAN DASAR LAUT PERAIRAN TELUK JAKARTA

Main Authors: Darlan, Yudi, Syafri, Ildrem, Isnaniawardhani, Vijaya, Sudradjat, Adjat
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan , 2020
Subjects:
Online Access: http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/jgk/article/view/645
http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/jgk/article/view/645/484
Daftar Isi:
  • Penurunan permukaan tanah wilayah pesisir Teluk Jakarta diyakini sebagai dampak dari pembangungan. Dari tahun 1974 sampai dengan 2010 telah terjadi penurunan permukaan tanah di sejumlah daerah DKI Jakarta antara -0.25 m dan -4.1 m. Kawasan perairan Teluk Jakarta sebagian besar masih dalam kondisi alamiah, belum mengalami beban pengembangan yang dapat menimbulkan penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung penurunan dasar laut Teluk Jakarta melalui pendekatan tektonik, lingkungan, dan kosolidasi sedimennya sebagai penyebab penuruan. Metode yang digunakan adalah pengembangan data sedimen inti bor dan rekaman sesimik pantul dangkal meliputi analisis besar butir, mikrofauna, pentarihan umur radiokarbon C14 dan analisis srtatigrafi seismik. Hasilnya penurunan lapisan sedimen perairan Teluk Jakarta telah terjadi sejak masa ribuan tahun yang lalu (Late Glacial Maximum, LGM). Penurunan tersebut terjadi akibat adanya gerakan vertikal lapisan sedimen (tektonik) dan konsolidasi sedimen. Penurunan lapisan sedimen di wilayah barat antara 0.1m dan 0.3m pertahun, dan 0.4m dan 0.5m pertahun di wilayah timur Teluk Jakarta. Kecepatan pengendapan sedimennya berkisar antara 0.57cm dan 1,84cm pertahun lebih kecil dari penurunan. Jika terjadi gangguan pada lapisan sedimen pasir maka penuruan dasar laut perairan barat Teluk Jakarta cenderung akan meningkat. Pengembangan perairan Teluk Jakarta untuk pembangunan infrastruktur sebaiknya mengikutsertakan data dan informasi geologi kelautan untuk memperkecil resiko dampak penurunan.Kata kunci: karakteristik, penurunan, dasar laut, perairan, Teluk Jakarta Land subsidence of the Jakarta Bay coastal area has been supposed to be as the impact of coastal development. From 1974 to 2010 land subsidence occurred in a number of DKI Jakarta areas between -0.25 m and -4.1 m. The Jakarta Bay waters is in most natural condition which has no records of subsidence as an impact of the development. This research aims to estimate seabed subsidence rate of the Jakarta Bay waters through approaches such as tectonics, sedimentary environments, and consolidation of sediment as causes of the subsidence. The method used in this research is improvement data of sediment cores and reflection seismic records through particle size analyses of sediment, microfossil analyses, radiometric dating C14, and seismic stratigraphy analyses. Results, the accidents of seabed subsidence of the Jakarta Bay waters has been occurred since last thousands years (Late Glacial Maximum, LGM). The subsidence occurred due to vertical movement of sediment layers and consolidation. The subsidence of sediment layer for west area between 0.1m and 0.3 per a year and between 0.4m and 0.5m per year for eats area of the Jakarta Bay waters. Depositional rates of its sediment between 0.57cm and 1.84cm per a year that are less than subsidence. If there is disruption in the sand sedimentary layer, seabed subsidence for western area of the Jakarta Bay will progressively increase. The development of the Jakarta Bay waters for coastal infrastructures marine geological data and information should be included in order to minimize risks of subsidence impact. Keywords: Characteristic, subsidence, seabed, waters, the Jakarta Bay.