Model bi-gnostic learning sebagai transfer pengetahuan keterampilan ketog magic / Ferdinanda Sherly Noya
Main Author: | Noya, Ferdinanda Sherly |
---|---|
Other Authors: | 1. Supriyono ; 2. Sri Wahyuni |
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Negeri Malang. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://mulok.library.um.ac.id/oaipmh/../home.php?s_data=Skripsi&s_field=0&mod=b&cat=3&id=81970 |
Daftar Isi:
- ABSTRAKNoya, F. Sherly. 2017. Model Bi-gnostic Learning sebagai Transfer Pengetahuan Keterampilan Ketog Magic. Tesis, Program Sekolah Pendidikan Luar Sekolah, Pacasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Supriyono, M.Pd, (II) Dr. Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd.Kata kunci: model bi-gnostic learning, transfer pengetahuan, keterampilan ketog magicPenelitian ini bertujuan menguji dan memvalidasi model bi-gnostic learning sebagai transfer pengetahuan keterampilan ketog magic melalui validasi ahli dan uji coba terbatas. Tujuan khusus yaitu: a) menguji validitas model bi-gnostic learning sebagai transfer pengetahuan keterampilan ketog magic melalui uji validasi ahli, dan b) mengetahui kelayakterapan lapangan secara terbatas terhadap model bi-gnostic learning transfer pengetahuan keterampilan ketog magic. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983). Model pembelajaran yang dibuat mengacu pada model pengembangan oleh Joyce & Weil (2000).Hasil pengembangan model bi-gnostic learning sebagai transfer pengetahuan keterampilan ketog magic ini adalah: 1) model bi-gnostic learning dikemas dalam buku panduan; 2) model bi-gnostic learning berisikan lima komponen yaitu sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung dan dampak (instruksional dan pengiring); 3) hasil validasi ahli pendidikan luar sekolah dikategorikan dalam kualifikasi valid, hasil validasi ahli model dan pengguna dikategorikan dalam kualifikasi cukup valid.Saran pemanfaatan model adalah a) bagi tukang teter; menyadari bahwa bengkel ketog magic selain sebagai tempat bekerja juga menjadi wadah belajar bagi pemagang, memahami pembelajaran modern untuk mentransferka: pengetahuan dan keterampilan ketog magic; b) bagi pemagang; menyadari bahwa selain bekerja ia juga belajar sehingga ada kepekaan terhadap semua informasi baru sebagai pengetahuan, memiliki sikap yang sabar dan tekun dalam dalam mempelajari keterampilan ketog magic; c) bagi pemerintah daerah dan dinas perindustrian, tidak hanya memperlakukan bengkel ketog magic sebagai unit usaha tetapi juga sebagai bentuk pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Blitar; d) bagi dinas pendidikan, menyadari bahwa bengkel ketog magic merupakan situs pendidikan informal yang perlu dikembangkan. Saran desiminasinya yaitu pengembangan model bi-gnostic learning sebagai transfer pengetahuan keterampilan ketog magic tidak sampai pada tahap diseminasi, namun jika sampai pada tahap diseminasi maka model dan panduan dikembangkan berdasarkan kondisi faktual bengkel ketog magic secara umum. Saran pengembangan lanjutannya adalah pengembangan model bi-gnostic learning ini masih skala terbatas karena itu perlu dikembangkan dengan menggunakan desain experiental dan uji coba menggunakan model delpi.ABSTRACTNoya, F. Sherly. 2017. Bi-gnostic Learning Model as a Ketog Magic Knowledge Transfer. Thesis, Out-of-school Education Program, Graduate Schools, Universitas Negeri Malang. Advisers: (I) Prof. Dr. Supriyono, M.Pd, (II) Dr. Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd.Keywords: Bi-gnostic Learning Model, Knowledge Transfer, Ketog MagicThis study aimed to examine and validate of bi-gnostic learning model as a ketog magic knowledge transfer through experts validation and controlled trials. The specific purposes of this study were to: a) examine the validity of bi-gnostic learning model as a ketog magic knowledge transfer, and b) investigate the practicality of the learning model. This study belonged to a research and development suggested by Borg & Gall (1983). The learning model was developed according to Joyce & Weil (1996).At the end, the study presented; 1) a bi-gnostic learning model which was packaged in the form of textbook; 2) a bi-gnostic learning model which consisted of five components of learning including the activities, social system, reaction principles, supporting system, and instructional as well as nurturant effect 3) the results of the validation by the out-of-school education and learning model experts.This learning model can be referred by a) a teter to transfer his ketog magic knowledge to the interns, b) the interns to be open to all new information and knowledge related to ketog magic as well as to develop their patience and perseverance in working, c) the local government especially the industrial department to treat the ketog magic workshop not only as a business but also as a place to learn especially for the community in Blitar, d) the local education department to consider the ketog magic as an informal educational asset to develop. It is recommended that this bi-gnostic learning model can be disseminated as a ketog magic knowledge transfer and developed further based on the factual condition of the workshop in general. It is suggested to conduct an experimental study on this topic. Also, it is advisable to use a delpi model technique to expand the scope of the bi-gnostic learning model implementation.