PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS PETELUR

Main Authors: Purba, Isa Elona, Warnoto, Warnoto, Basyarudin, Zain
Format: Thesis NonPeerReviewed Archive
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unib.ac.id/19368/1/Skripsi%20Isa%20Elona%20Purba.pdf
http://repository.unib.ac.id/19368/
Daftar Isi:
  • Konsumsi telur lebih besar dibandingkan dengan hasil ternak lainnya karena harga yang relatif murah. Telur memiliki kandungan gizi yang lengkap mulai dari protein, lemak, vitamin dan mineral, namun telur mudah mengalami penurunan kualitas. salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan mempertahankan kualitas dan kuantitas pakan dan menambahkan feed additive. Tumbuhan yang berpotensi untuk obat cukup banyak jenisnya dan belum banyak dimanfaatkan, salah satunya tanaman kelor. Kelor dilaporkan menjadi sumber pakan yang kaya ß-karoten, protein, vitamin C, kalsium, dan kalium. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam ransum terhadap kualitas telur ayam ras petelur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2018 sampai 17 September 2018 berlokasi di Comercial Zone Animal Laboratory (CZAL) dan Laboraturium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan dimana masing-masing ulangan terdiri dari 1 ekor ayam. Total ayam yang digunakan 40 ekor ayam ras petelur cokelat yang dipelihara dikandang batteray. Perlakuan terdiri dari P0 tanpa penggunaan tepung daun kelor, P1 1,5%, P2 3%, dan P3 4,5%. Variabel yang diamati adalah berat telur, indeks kuning telur, indeks putih telur, haugh unit, warna yolk, berat yolk, dan tebal kerabang. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), bila terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan ’s Mult ipl e Range T est (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan berat telur (g/butir) P0 (64,20±0,80), P1 (64,18±0,97), P2 (64,80±0,88), P3 (62,55±0,85). Persentase kuning telur (%) P0 (22,11±0.25), P1 (23,23±0.36), P2 (22,42±0.32), dan P3 (22,92±0.31). Skor warna kuning telur P0 (8,50±0,34), P1 (8,95±0,79), P2 (9,18±0,50), dan P3 (9,70±0,99). Indeks kuning telur (mm) P0 (0,40±0,03), P1 (0,40±0,01), P2 (0,38±0,04), P3 (0,40±0,01). Indeks putih telur (mm) P0 (0,08±0,02), P1 (0,08±0,01), P2 (0,06±0,01), P3(0,06±0,03). Haugh unit P0 (76,97±8,16), P1 (78,35±4,35), P2 (69,77±5,07), P3 (63,90±5,29). Tebal kerabang (mm) P0 (0,37±0,01), P1 (0,37±0,01), P2 (0,39±0,01), dan P3 (0,37±0,01). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun kelor dalam ransum sampai level 4,5% dapat meningkatkan warna yolk, semakin tinggi penggunaan dalam ransum semakin meningkat skor warna yolk. Penggunaan tepung daun kelor pada ransum 1,5%, 3%, dan 4,5% tidak mempengaruhi berat telur, berat yolk, indeks yolk, indeks albumen, haugh unit dan tebal kerabang telur ayam ras petelur. Kata kunci : Ayam ras petelur, Moringa oleifera, kualitas telur