Antibacterial and Wound Healing Activity of Fractions of Kamboja (Plumeria acuminata Ait) Leaves Ethanol Extract on Staphylococcus aureus Infected Rabbit Skin

Main Authors: Widodo, Gunawan Pamudji, Ningsih, Dwi, Aprilia, Dan Mona
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi , 2010
Online Access: http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/farmasi-indonesia/article/view/27
http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/farmasi-indonesia/article/view/27/21
Daftar Isi:
  • Kamboja (Plumeria acuminata Ait.) plant is traditional medicine used as medication for abscess and yaws. Flavonoid is a component of chemical compound in kamboja leaves that supposed to have antibacterial activity. The aim of the experiment was to find out the ability of kamboja leaves fractions creams in healing the infection of Staphylococcus aureus on rabbit skin and to know the most effective concentration. Kamboja leaves were extracted by soxhletation method using 96% ethanol solvent, and then the obtained extract was fractionated using n-hexane, ethyl acetate and 70% ethanol solvents. The antibacterial activities of the three fractions were tested in the form of creams by in vivo method. It was found that ethyl acetate fraction was the most effective, and then various doses were conducted with concentrations of 15%, 20%, and 25% using test animals infected by Staphylococcus aureus.The result of the experiment showed that ethyl acetate fraction had the best ability compared with n-hexane and ethanol 70% fractions. Ethyl acetate fraction cream concentration of 15%, 20%, and 25% could heal the infection for 11.40, 10.60 and 9.40 days, respectivelly.
  • Tanaman kamboja (Plumeria acuminata Ait) merupakan bahan obat tradisional yang digunakan antara lain sebagai obat bisul dan patek. Flavonoid merupakan komponen senyawa kimia yang terdapat pada daun kamboja yang diduga sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan krim fraksi-fraksi daun kamboja dalam menyembuhkan infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada punggung kelinci dan untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif. Daun kamboja diekstraksi secara soxhletasi menggunakan pelarut etanol 96%, kemudian ekstrak etanol 96% difraksinasi dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol 70%. Kemudian hasil ketiga fraksi diuji aktivitasnya dalam bentuk krim dengan metode in vivo. Didapatkan fraksi etil asetat yang paling efektif, kemudian dilakukan variasi dosis 15%, 20%, dan 25% menggunakan hewan uji yang telah diinfeksi Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan fraksi etil asetat paling baik dibandingkan fraksi etanol 70% dan n-heksana. Fraksi etil asetat pada konsentrasi 15% mampu menyembuhkan infeksi selama 11,40 hari, konsentrasi 20% mampu menyembuhkan infeksi selama 10,60 hari, konsentrasi 25% mampu menyembuhkan infeksi selama 9,40 hari.