ctrlnum 451
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.sb.ipb.ac.id/451/</relation><title>Formulasi Strategi Bank A untuk Peningkatan Penyaluran kedit pada Usaha Kecil Menengah Agribisnis</title><creator>Saragih, Tagor</creator><subject>Manajemen Strategi</subject><description>TAGOR SARAGIH, 2000. Formulasi Strategi Bank A untuk Peningkatan Penyaluran kedit pada Usaha Kecil Menengah Agribisnis. Di bawah bimbingan E. Gumbira Said dan&#xD; Setiadi Djohar.&#xD; &#xD; Semenjak tejadinya krisis ekonomi dan moneter pada pertengahan tahun 1997, Sank A mengalami kesulitan menyalurkan dana kepada sektor riil. Di lain pihak, jumlah lana yang dihimpun dari masyarakat lebih besar daripada yang disalurkan. Pada akhirnya lank A mengalami kerugian yang disebabkan besarnya biaya bunga yang hams dibayarkan :epada pemilik dana dan sementara Bank A tidak memperoleh pendapatan dari jeningkatan jumlah kredit yang disalurkan. Oleh karena itu terobosan dalam penyaluran credit sangat diperlukan oleh Bank A setidaknya untuk dapat bertahan pada kondisi krisis&#xD; iaat ini dan jika memungkinkan dapat meningkatkan keuntungan di masa datang. &#xD; &#xD; Berdasarkan laporan tahunan Bank A (Bank A, 1999), jumlah dana yang berhasil Shimpun oleh Bank A adalah Rp 27 triliun, dengan komposisi yang berasal dari sektor zkonomi di pedesaan lebih tinggi daripada sektor ekonomi di perkotaan, yaitu masingmasing sebesar 62 persen dan 38 persen. Tetapi penyaluran dana Bank A pada sektor ekonomi di pedesaan masih lebih kecil daripada sektor perkotaan dan sektor korporasi dan internasional. Penyaluran pada sektor ekonomi di pedesan adalah 26 persen, pada sektor ekonomi di perkotaan 39 persen, dan untuk sektor ekonomi usaha korporasi dan internasional adalah 35 persen. Berdasarkan uraian tersebut selayaknya penyaluran dana ditingkatkan untuk usaha kecil yang ada di daerah sebagai upaya untuk mendorong pengembangan perekonomian di daerah.&#xD; &#xD; Selain itu, Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan kebijakan pada bulan Mei 2000 yang mewajibkan setiap bank yang beroperasi di Indonesia, termasuk bank asing dan bank campuran, menyalurkan kredit pada usaha kecil (KUK) sebesar 22,s persen - 25 persen dari ekspansi kredit neto. Kebijakan tersebut untuk meningkatkan pendistribusian kredit pada pengusaha kecil dan untuk mendorong pengembangan usaha kecil di Indonesia. &#xD; &#xD; Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan di atas, dan untuk mencari solusi strategi peningkatan penyaluran kredit yang dikhususkan pada usaha kecil di daerah maka penelitian ini bertujuan merumuskan strategi untuk menyalurkan dana pada usaha kecil agribisnis di daerah. Untuk merumuskan strategi tersebut dilakukan kajian terhadap masalah-masalah penyaluran kredit usaha kecil agribisnis yang selama ini&#xD; telah dilaksanakan, faktor-faktor lingkungan internal Bank A yang meliputi kekuatan dan kelemahan dalam berbagai aspek, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh besar terhadap Bank A yang menimbulkan ancaman dan peluang. Semua hasil kajian tersebut dipetakan ke dalam matriks SWOT untuk menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang selanjutnya dipilih strategi yang sesuai dengan kondisi Bank A dan efektif untuk mencapai tujuan peningkatan penyaluran kredit pada usaha kecil menengah agribisnis. Hasil kajian terhadap UKM agribisnis menunjukkan bahwa penyaluran kredit pada bidang usaha tersebut cukup prospektif dikarenakan tingginya daya tahan komoditi agribisnis terhadap pengaruh krisis ekonomi dan moneter, rendahnya kredit bermasalahan UKM pertanian dibandingkan sektor lain, adanya komitmen dari pemerintah untuk pengembangan agribisnis, dan semakin berkembangnya daerah yang umumnya memiliki roduk unggulan agribisnis melalui pembentukan daerah otonom. Namun, pihak perbankan menganggap UKM agribisnis memiliki resiko usaha yang tinggi sehingga penyaluran kredit pada usaha tersebut masih relatif kecil dibandingkan sektor lainya. &#xD; &#xD; Resiko yang tinggi disebabkan oleh produksinya tergantung pada musim sehingga sangat fluktuatif, masa periode investasi agribisnis memerlukan waktu yang panjang, umumnya UKM mengalami kendala pemasaran dan harga jual yang fluktuatif, dan UKM pada umumnya tidak memiliki aktiva tetap yang terlegalisasi untuk diangunkan sebagai jaminan.&#xD; &#xD; Analisis faktor internal Bank A menunjukkan bahwa Bank A memiliki berbagai kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penyaluran kredit pada UKM Agribisnis, yaitu pemimpin pasar pada segmen daerah dan pedesaan, memiliki citra positif di masyarakat daerah, memiliki nasabah yang loyal, dana yang terhimpun tersedia untuk disalurkan, adanya komitmen pimpinan untuk membantu usaha kecil, memiliki jaringan yang luas hingga ke pedesaan, dan telah berpengalaman lama beroperasi di daerah. &#xD; &#xD; Kelemahan yang masih dimiliki Bank A untuk diperbaiki di masa datang adalah dana yang banyak terhimpun dari masyarakat tidak tersalurkan sehingga diperkirakan akan menimbulkan kerugian di masa datang, biaya operasional pemeliharaan kredit usaha kecil&#xD; relatif tinggi dikarenakan lokasinya sulit dijangkau, teknologi infomasi belum memadai khsususnya untuk lokasi di daerah. Dinamika faktor eksternal sebagian merupakan peluang bagi Bank A, yaitu globalisasi dan liberaralisasi akan membuka masuknya pendatang baru perbankan asing yang dapat diajak bekerjasama, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang rendah dapat meningkatkan pendapatan petani agribisnis khususnya komoditi ekspor, pertumbuhan ekonomi usaha kecil dan agribisnis cukup tinggi pada saat krisis masih berlangsung, semakin berkembangnya perekonomian daerah melalui pengembangan otomi daerah yang umumnya produk unggulannya adalah komoditi agribisnis. Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi Bank A adalah semakin banyaknya pesaing yang memasuki segmen agribisnis, pesatnya kemajuan teknologi informasi perbankan yang menuntut kesiapan Bank A untuk mengantisipasi perkembangan teknologi tersebut, dan resiko dari usaha agribisnis yang tinggi sehingga penyaluran kredit diiawatirkan dapat mengalami masalah.&#xD; &#xD; Berdasarkan pertimbangan karakteristik UKM agribisnis yang beresiko tinggi maka diperlukan penerapan penyaluran kredit dengan cara memperhitungkan biaya hidup petani selama periode investasi sebagai variabel yang ditambahkan dalam pemberian jumlah kredit kepada petani, memberikan kredit dengan sistim pengembalian yang disesuaikan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh UKM pada setiap masa panen, menentukan salah satu cabang bank A dalam satu kabupaten sebagai pusat pengembangan usaha kecil dan sebagai pusat layanan informasi pasar. Berdasarkan pertimbangan karakteristik UKM agribisnis yang dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan faktor internal Bank A, serta pengaruh faktor eksternal maka altematif strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan penyaluran kredit pada UKM agribisnis adalah (1) meningkatkan penelitian terhadap UKM agribisnis untuk mengetahui&#xD; karakteristik UKM agribisnis secara mendalam sebagai antisipasi untuk memperkecil resiko dan bermanfaat untuk membuat perencanaan skim kredit dan sistem pengembalian yang sesuai dengan kondisi UKM' agribisnis di lapangan, (2) meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang analisis resiko kredit UKM agribisnis agar penilaian kelayakan dan resiko lebih tepat diestimasi, (3) memberikan pembinaan dan layanan infonnasi serta akses pasar pada petani UKM agribisnis untuk membantu pendistribusian komoditi ke tokasi pasar yang memberikan harga yang layak pada petani, (4) untuk masa mendatang perlu ditingkatkan jaringan teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan pemberian layanan informasi secara cepat dan akurat kepada UKM agribisnis dan untuk rnendukung proses pengambilan keputusan pihak manajemen, (5) mengembangkan kejasama dengan pihak penjamin untuk mengatasi resiko pengembalian kredit oleh UKM Agribisnis, yaitu suatu lembaga yang dibentuk pemerintah atau perusahaan swasta yang memiliki kornitmen terhadap pengembangan UKM agribisnis dan memiliki pengalaman yang memadai dalam pengelolaan kredit UKM untuk penanggung jawab penilaian kelayakan usaha dan resiko UKM agribisnis.&#xD; &#xD; </description><date>2000</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/451/1/19%28E4%29-01-Tagor_Saragih-cover.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/451/2/19%28E4%29-02-Tagor_Saragih-ringkasan_eksekutif.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/451/3/19%28E4%29-03-Tagor_Saragih-daftar_isi.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/451/4/19%28E4%29-04-Tagor_Saragih-pendahuluan.pdf</identifier><type>File:application/pdf</type><language>eng</language><identifier>http://repository.sb.ipb.ac.id/451/5/19%28E4%29-05-Tagor_Saragih.pdf</identifier><identifier> Saragih, Tagor (2000) Formulasi Strategi Bank A untuk Peningkatan Penyaluran kedit pada Usaha Kecil Menengah Agribisnis. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor. </identifier><recordID>451</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
File:application/pdf
File
author Saragih, Tagor
title Formulasi Strategi Bank A untuk Peningkatan Penyaluran kedit pada Usaha Kecil Menengah Agribisnis
publishDate 2000
topic Manajemen Strategi
url http://repository.sb.ipb.ac.id/451/1/19%28E4%29-01-Tagor_Saragih-cover.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/451/2/19%28E4%29-02-Tagor_Saragih-ringkasan_eksekutif.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/451/3/19%28E4%29-03-Tagor_Saragih-daftar_isi.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/451/4/19%28E4%29-04-Tagor_Saragih-pendahuluan.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/451/5/19%28E4%29-05-Tagor_Saragih.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/451/
contents TAGOR SARAGIH, 2000. Formulasi Strategi Bank A untuk Peningkatan Penyaluran kedit pada Usaha Kecil Menengah Agribisnis. Di bawah bimbingan E. Gumbira Said dan Setiadi Djohar. Semenjak tejadinya krisis ekonomi dan moneter pada pertengahan tahun 1997, Sank A mengalami kesulitan menyalurkan dana kepada sektor riil. Di lain pihak, jumlah lana yang dihimpun dari masyarakat lebih besar daripada yang disalurkan. Pada akhirnya lank A mengalami kerugian yang disebabkan besarnya biaya bunga yang hams dibayarkan :epada pemilik dana dan sementara Bank A tidak memperoleh pendapatan dari jeningkatan jumlah kredit yang disalurkan. Oleh karena itu terobosan dalam penyaluran credit sangat diperlukan oleh Bank A setidaknya untuk dapat bertahan pada kondisi krisis iaat ini dan jika memungkinkan dapat meningkatkan keuntungan di masa datang. Berdasarkan laporan tahunan Bank A (Bank A, 1999), jumlah dana yang berhasil Shimpun oleh Bank A adalah Rp 27 triliun, dengan komposisi yang berasal dari sektor zkonomi di pedesaan lebih tinggi daripada sektor ekonomi di perkotaan, yaitu masingmasing sebesar 62 persen dan 38 persen. Tetapi penyaluran dana Bank A pada sektor ekonomi di pedesaan masih lebih kecil daripada sektor perkotaan dan sektor korporasi dan internasional. Penyaluran pada sektor ekonomi di pedesan adalah 26 persen, pada sektor ekonomi di perkotaan 39 persen, dan untuk sektor ekonomi usaha korporasi dan internasional adalah 35 persen. Berdasarkan uraian tersebut selayaknya penyaluran dana ditingkatkan untuk usaha kecil yang ada di daerah sebagai upaya untuk mendorong pengembangan perekonomian di daerah. Selain itu, Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan kebijakan pada bulan Mei 2000 yang mewajibkan setiap bank yang beroperasi di Indonesia, termasuk bank asing dan bank campuran, menyalurkan kredit pada usaha kecil (KUK) sebesar 22,s persen - 25 persen dari ekspansi kredit neto. Kebijakan tersebut untuk meningkatkan pendistribusian kredit pada pengusaha kecil dan untuk mendorong pengembangan usaha kecil di Indonesia. Bertitik tolak dari latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan di atas, dan untuk mencari solusi strategi peningkatan penyaluran kredit yang dikhususkan pada usaha kecil di daerah maka penelitian ini bertujuan merumuskan strategi untuk menyalurkan dana pada usaha kecil agribisnis di daerah. Untuk merumuskan strategi tersebut dilakukan kajian terhadap masalah-masalah penyaluran kredit usaha kecil agribisnis yang selama ini telah dilaksanakan, faktor-faktor lingkungan internal Bank A yang meliputi kekuatan dan kelemahan dalam berbagai aspek, faktor-faktor eksternal yang berpengaruh besar terhadap Bank A yang menimbulkan ancaman dan peluang. Semua hasil kajian tersebut dipetakan ke dalam matriks SWOT untuk menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang selanjutnya dipilih strategi yang sesuai dengan kondisi Bank A dan efektif untuk mencapai tujuan peningkatan penyaluran kredit pada usaha kecil menengah agribisnis. Hasil kajian terhadap UKM agribisnis menunjukkan bahwa penyaluran kredit pada bidang usaha tersebut cukup prospektif dikarenakan tingginya daya tahan komoditi agribisnis terhadap pengaruh krisis ekonomi dan moneter, rendahnya kredit bermasalahan UKM pertanian dibandingkan sektor lain, adanya komitmen dari pemerintah untuk pengembangan agribisnis, dan semakin berkembangnya daerah yang umumnya memiliki roduk unggulan agribisnis melalui pembentukan daerah otonom. Namun, pihak perbankan menganggap UKM agribisnis memiliki resiko usaha yang tinggi sehingga penyaluran kredit pada usaha tersebut masih relatif kecil dibandingkan sektor lainya. Resiko yang tinggi disebabkan oleh produksinya tergantung pada musim sehingga sangat fluktuatif, masa periode investasi agribisnis memerlukan waktu yang panjang, umumnya UKM mengalami kendala pemasaran dan harga jual yang fluktuatif, dan UKM pada umumnya tidak memiliki aktiva tetap yang terlegalisasi untuk diangunkan sebagai jaminan. Analisis faktor internal Bank A menunjukkan bahwa Bank A memiliki berbagai kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penyaluran kredit pada UKM Agribisnis, yaitu pemimpin pasar pada segmen daerah dan pedesaan, memiliki citra positif di masyarakat daerah, memiliki nasabah yang loyal, dana yang terhimpun tersedia untuk disalurkan, adanya komitmen pimpinan untuk membantu usaha kecil, memiliki jaringan yang luas hingga ke pedesaan, dan telah berpengalaman lama beroperasi di daerah. Kelemahan yang masih dimiliki Bank A untuk diperbaiki di masa datang adalah dana yang banyak terhimpun dari masyarakat tidak tersalurkan sehingga diperkirakan akan menimbulkan kerugian di masa datang, biaya operasional pemeliharaan kredit usaha kecil relatif tinggi dikarenakan lokasinya sulit dijangkau, teknologi infomasi belum memadai khsususnya untuk lokasi di daerah. Dinamika faktor eksternal sebagian merupakan peluang bagi Bank A, yaitu globalisasi dan liberaralisasi akan membuka masuknya pendatang baru perbankan asing yang dapat diajak bekerjasama, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar yang rendah dapat meningkatkan pendapatan petani agribisnis khususnya komoditi ekspor, pertumbuhan ekonomi usaha kecil dan agribisnis cukup tinggi pada saat krisis masih berlangsung, semakin berkembangnya perekonomian daerah melalui pengembangan otomi daerah yang umumnya produk unggulannya adalah komoditi agribisnis. Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi Bank A adalah semakin banyaknya pesaing yang memasuki segmen agribisnis, pesatnya kemajuan teknologi informasi perbankan yang menuntut kesiapan Bank A untuk mengantisipasi perkembangan teknologi tersebut, dan resiko dari usaha agribisnis yang tinggi sehingga penyaluran kredit diiawatirkan dapat mengalami masalah. Berdasarkan pertimbangan karakteristik UKM agribisnis yang beresiko tinggi maka diperlukan penerapan penyaluran kredit dengan cara memperhitungkan biaya hidup petani selama periode investasi sebagai variabel yang ditambahkan dalam pemberian jumlah kredit kepada petani, memberikan kredit dengan sistim pengembalian yang disesuaikan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh UKM pada setiap masa panen, menentukan salah satu cabang bank A dalam satu kabupaten sebagai pusat pengembangan usaha kecil dan sebagai pusat layanan informasi pasar. Berdasarkan pertimbangan karakteristik UKM agribisnis yang dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan faktor internal Bank A, serta pengaruh faktor eksternal maka altematif strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan penyaluran kredit pada UKM agribisnis adalah (1) meningkatkan penelitian terhadap UKM agribisnis untuk mengetahui karakteristik UKM agribisnis secara mendalam sebagai antisipasi untuk memperkecil resiko dan bermanfaat untuk membuat perencanaan skim kredit dan sistem pengembalian yang sesuai dengan kondisi UKM' agribisnis di lapangan, (2) meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang analisis resiko kredit UKM agribisnis agar penilaian kelayakan dan resiko lebih tepat diestimasi, (3) memberikan pembinaan dan layanan infonnasi serta akses pasar pada petani UKM agribisnis untuk membantu pendistribusian komoditi ke tokasi pasar yang memberikan harga yang layak pada petani, (4) untuk masa mendatang perlu ditingkatkan jaringan teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan pemberian layanan informasi secara cepat dan akurat kepada UKM agribisnis dan untuk rnendukung proses pengambilan keputusan pihak manajemen, (5) mengembangkan kejasama dengan pihak penjamin untuk mengatasi resiko pengembalian kredit oleh UKM Agribisnis, yaitu suatu lembaga yang dibentuk pemerintah atau perusahaan swasta yang memiliki kornitmen terhadap pengembangan UKM agribisnis dan memiliki pengalaman yang memadai dalam pengelolaan kredit UKM untuk penanggung jawab penilaian kelayakan usaha dan resiko UKM agribisnis.
id IOS3669.451
institution Institut Pertanian Bogor
institution_id 20
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Sekolah Bisnis
library_id 692
collection Repositori Sekolah Bisnis IPB
repository_id 3669
subject_area Business/Bisnis
Marketing, Management of Distribution/Marketing, Manajemen Distribusi
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS3669
first_indexed 2016-11-17T00:05:16Z
last_indexed 2016-11-17T00:05:16Z
recordtype dc
_version_ 1686002680423514112
score 17.60506