Pembentukan ruang kolektif oleh masyarakat studi kasus: Angkringan Tugu Yogyakarta
Main Author: | Klara Puspa Indrawati, author |
---|---|
Format: | Bachelors Thesis |
Terbitan: |
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
, 2012
|
Online Access: |
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308612-S42558-Pembentukan ruang.pdf |
Daftar Isi:
- <b>ABSTRAK</b><br> Dalam praktek spasial, ruang publik yang tidak berfungsi secara efektif ditransformasikan oleh masyarakat menjadi ruang yang digunakan secara kolektif. Masyarakat mendasarkan proses perancangan ruang kolektif pada budaya setempat agar ruang tersebut dapat berfungsi secara efektif. Selama proses transformasi ini, para penggagas bernegosiasi dengan kepentingan-kepentingan publik yang diinterupsinya. Melalui negosiasi tersebut, diperoleh order kolektif bagi para pelaku ruang. Ruang yang dihasilkan berupa ruang dengan batasan fisik yang cair dan lemah. Relasi sosial antar pelaku di ruang kolektif menghasilkan jarak yang mendefinisikan batasan ruang. Ruang kolektif ini lalu menjadi ruang yang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi partisipasi publik dalam operasinya. <hr> <b>ABSTRACT</b><br> In spatial practice, the ineffective public space is transformed by people to be used collectively. People make their own design for this collective space based on local culture. During the transformation, the initiators have had some negotiations with the other actors because of their interruption of public space. Result from those negotiations are several collective orders for the whole collective space?s actors. Characters of the collective space are weak and fluid physical boundary. Social relations between the actors create social distance as the definition of space. This collective space then become an opened space for everyone in the city.