Analisis Penjadwalan Kegiatan Pengerukan pada Proyek Pembangunan Pelabuhan Bias Munjul

Main Authors: Akbar, Ridho, Dhanistha, Wimala Lalitya
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: ind
Terbitan: Universitas Muhammadiyah Surabaya Publishing , 2023
Subjects:
Online Access: https://journal.um-surabaya.ac.id/MINE-TECH/article/view/17088
https://journal.um-surabaya.ac.id/MINE-TECH/article/view/17088/5924
Daftar Isi:
  • Pengerukan jalur pelayaran masih menjadi permasalahan dalam pembangunan di Pelabuhan Bias Munjul. kontraktor utama mengakhiri kerja sama dengan subkontraktor A pada bulan Oktober dan digantikan oleh Subkontraktor B menggunakan kapal cutter suction dredger (CSD) Y pada bulan November. Kerjasama dihentikan karena keterlambatan akibat seringnya terjadi kerusakan kapal CSD X milik subkontraktor A, sehingga hanya berhasil mengeruk sampai stationing (STA) 625 dengan durasi melebihi rencana awal. Pengerukan oleh subkontraktor B menggunakan kapal CSD Y dimulai dari STA 625 hingga STA 0, dan juga pada area kapal cepat. Karena penggantian kapal keruk, penjadwalan waktu kapal CSD Y perlu direncanakan, selaras dengan rencana awal dan untuk meminimalkan keterlambatan yang dapat mempengaruhi jadwal seluruh proyek pembangunan Pelabuhan Bias Munjul. Critical Path Method (CPM) cukup sering digunakan oleh berbagai proyek konstruksi, metode CPM akan dibandingkan dengan metode Critical Chain Project Management (CCPM) yang merupakan metode pengembangan dari CPM. Namun metode CCPM akan menghapus waktu keselamatan dari keseluruhan durasi waktu kerja dan dikendalikan oleh manajemen buffer. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan perencanaan jaringan dan durasi kerja. Waktu buffer dihitung dengan menggunakan Root Square Error Method (RSEM). Selama analisis penjadwalan, perhitungan dilakukan secara manual dan menggunakan Microsoft Project. CPM dapat diselesaikan dalam 239 hari. Sedangkan metode CCPM dapat diselesaikan dalam waktu 231 hari, dengan tambahan waktu buffer 12 hari. Metode CCPM menghasilkan durasi jadwal yang berlangsung 8 hari lebih cepat dari metode CPM.